Jumlah Fans

Rabu, 09 Maret 2011

Perjuangan -Praf Nahlalogi/13

Kepada Bapak/Ibu Guru yang saya hormati

Serta teman-teman yang saya cintai

Assalamualaikum Wr. Wb.

Marilah kita bersyukur kepada Allah SWT karena pada pagi hari ini kita masih diberi
kesehatan sehingga kita dapat melaksanakan ujian praktik ini dengan keadaan sehat.

Saudara, lebih dari 2 generasi yang lalu, pahlawan-pahlawan bangsa telah berkorban demi
kemerdekaan Indonesia, kemerdekaan kita. Mereka telah berjuang keras agar Indonesia dapat
menjadi negara yang bebas, mandiri, berkembang dan yang dapat menyaingi negara-negara
lain.

Namun, perjuangan mereka lama-lama menjadi sia-sia. Penerus, pemimpin bangsa kita tidak
lagi peduli akan bangsa mereka sendiri. Mereka tidak lagi berpikir 2 kali untuk melakukan
korupsi, dan mencuri uang rakyat.

Tidak hanya pemimpin bangsa, orang yang sudah sukses juga tidak memikirkan lagi orang-
orang kecil yang masih kesusahan untuk mencari makan. Mereka terfokus untuk memperkaya
diri mereka sendiri, bukan untuk mengembangkan bangsa.

Syukurnya, masih terdapat beberapa orang berhasil yang masih mempedulikan rakyat kecil
dan mau mengembangkan bangsa. Namun, ironisnya jumlah orang seperti mereka dapat
dihitung dengan jari.

Coba bayangkan, bila pemimpin dan penerus bangsa kita dapat peduli terhadap bangsa,
menghargai dan mencintai bangsa. Indonesia dapat menjadi negara yang maju, makmur dan
kemiskinan dapat diperkecil sekecil mungkin.

Kita, sebagai remaja, kelak akan menjalani karir kita masing-masing dan menjadi sukses.
Namun, apakah kita akan termasuk ke dalam kategori orang sukses yang masih peduli
terhadap rakyat kecil dan mau mengembangkan dan mencintai bangsa itu?

Ya, tentu saja kita harus!

Sayangnya, pada kehidupan sehari-hari, kita sering sekali mendengar melalui TV, radio,
ataupun koran mengenai narkoba, sex bebas, tawuran dan lain sebagainya yang menjadi
masalah bagi sebagian besar remaja Indonesia. Bila begini, apakah kita bisa memegang
tanggung jawab yang besar untuk meneruskan bangsa ini?

Kita tidak boleh menganggap enteng tanggung jawab kita sebagai penerus bangsa. Ayo,
marilah kita, remaja memenuhi tanggung jawab kita mulai dari sekarang dengan cara belajar!

Dengan giat belajar, kita akan menjadi generasi yang pandai, dan kelak dapat membuat
Indonesia negara yang makmur dan bermartabat. Demikian dari saya, saya harap bermanfaat
bagi kita semua, apabila ada kekurangan dan salah kata dalam penyampaian saya, saya
mohon maaf. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Selasa, 08 Maret 2011

Masalah

Masalah?? Siapa Takut
Dalam kehidupan ini, semua manusia mempunyai hidupnya masing-masing. Mereka juga mempunyai jalan dan cara sendiri untuk menjalani kehidupan mereka. Tapi, satu hal yang semua orang di dunia ini tahu, tidak ada seorang manusia-pun di dunia yang tidak mempunyai masalah. Saat satu masalah selesai maka akan datang masalah yang lain. Demikian terus silih berganti.
Mungkin pernah kita bertanya pada Tuhan, Kenapa harus kita yang mendapat masalah seperti ini? Kenapa bukan orang lain? Kenapa Tuhan tidak pernah membiarkan kita hidup tenang? Kenapa hidup kita susah?
Nah, sekarang coba kita membayangkan hidup kita tenang dan tanpa masalah. Selalu bahagia dan selalu mendapat yang kita mau dan kita inginkan. Dan kita tidak pernah merasakan rasanya jatuh atau terluka. Tidak akan pernah ada yang namanya tantangan dalam hidup. Semuanya berjalan dengan mulus dan tanpa perjuangan.
Apakah itu yang namanya hidup??
Kalau menurut saya pribadi, itu bukanlah hidup. Hidup yang sesungguhnya adalah saat kita menghadapi ritme hidup ini baik naik maupun turun. Saat kita mendapat tantangan atau masalah yang menghadang kemudian kita menghadapinya, itulah hidup. Saat kita mendapat tantangan atau masalah yang menghadang tanpa kita sadari akan timbul semangat dari diri kita untuk segera menyelesaikannya, karena kita yakin bahwa setelah kesusahan pasti ada kebahagiaan. Semangat itulah yang membuat hidup kita semua menjadi hidup dan berwarna. Semangat yang membawa kita kepada kebahagiaan.
Apa kita rela menghilangkan semangat itu? Dan apa kita rela untuk menghapus warna kehidupan kita itu? Jujur, kalau saya tidak akan rela untuk menghilangkan bahkan melepaskan semangat itu. Saya masih membutuhkan warna-warni itu untuk membuat hidup saya menjadi hidup.
Bukankah masalah yang datang silih berganti itu adalah sebuah pelajaran dalam hidup kita yang akan membuat kita menjadi lebih baik dan lebih baik lagi?. Membuat kita menjadi orang yang lebih bijak lagi? Dan membuat kita menjadi lebih dewasa?
Selain itu, kita semua pasti pernah merasakan suasana saat kita sudah benar-benar jatuh dan terpuruk atau saat kita benar-benar sedih, kemudian datang suatu kebahagiaan kecil. Tapi, kita langsung merasa gembira akan kebahagiaan itu. Mungkin, di lain waktu kita bilang itu sesuatu yang biasa. Tapi, beda halnya ketika kita sedang mengalami penderitaan dan masalah. Itulah masalah. Dia membuat kita menjadi lebih bisa bersyukur akan apa yang kita peroleh dan apa yang kita miliki. Bukankah Tuhan sendiri sudah berfirman bahwa apabila kita bersyukur maka Dia akan menambahkan nikmat kepada kita? Jadi, buat apa kita takut terhadap datangnya masalah. Padahal masalah itu sendiri adalah kunci menuju nikmat dan kebahagiaan yang lebih besar lagi.
Kita semua juga pasti pernah merasakan bagaimana bahagia, gembira, dan leganya kita saat telah selesai melalui suatu masalah? Indah bukan perasaan itu? Seorang ibu tidak akan pernah merasakan betapa bahagianya beliau dapat melahirkan seorang anak apabila beliau tidak pernah mengalami betapa menderitanya ketika hamil dan betapa menderitanya beliau ketika melahirkan. Begitu halnya dengan kita, kita tidak akan pernah dinyatakan lulus ujian kalau kita bahkan tidak pernah sekalipun ikut ujian.
Aneh, kalau ada orang yang bilang bahwa hidup itu mudah. Karena sebenarnya hidup itu susah dan penuh masalah, tapi itulah hidup. Hidup tidak akan berwarna dan bersemangat tanpa masalah. Tapi, kitalah yang harus merubah masalah itu menjadi mudah dan menyenangkan.
Hidup ini penuh dengan warna. Entah itu gelap maupun terang. Tinggal bagaimana kita mengambil warna apa untuk mewarnai kehidupan kita. Semua orang mempunyai wrna hidupnya masing-masing. Jangan takut untuk mengambil warna untuk mewarnai hidup kita. Toh, kalau kita gagal dalam menghadapi sesuatu itu bukan akhir dari segalanya kan? Jadi, jangan takut akan masalah. Karena masalah adalah sesuatu yang akan mengantarkan kita terhadap warna-warni hidup. Entah sedih atau bahagia. Senyumlah menghadapi kehidupan maka kehidupan akan tersenyum kepada kita. SEMANGAT!!!

Khalida Putri Firdausi

Senin, 07 Maret 2011

Kehidupan SMA/Xenophilius XII-PPB(01)

Assalamualaikum Wr. Wb.

Yang terhormat Bapak dan Ibu Guru

Serta teman-teman yang saya cintai

Pertama tama marilah kita bersyukur kepada Allah swt. karena pada pagi hari ini kita masih diberi kesehatan sehingga kita dapat melaksanakan ujian praktik ini dengan keadaan sehat.

Pada kesempatan ini saya akan membahas masa masa SMA. Banyak orang berkata bahwa kehidupan SMA adalah momen terindah dalam hidup. Hal itu memang benar,masa SMA adalah masa yang paling bahagia, dan masa yang akan terus terkenang sepanjang hidup kita.

Berdasarkan pengalaman saya selama 2 tahun menimba ilmu,di masa inilah kita mencari jati diri, menjalin persahabatan, dan berusaha menyesuaikan emosi menuju kedewasaan.Masa inilah yang akan menentukan akan jadi seperti apa hidup kita nanti.

Pada masa SMA,kita dituntut untuk menuntut ilmu setinggi mungkin dan bersosialisasi,hal ini dapat menunjukkan bahwa dunia SMA sesungguhnya merupakan pencerminan dari dunia nyata,dengan menuntut ilmu secara rajin dan mudah bersosialisasi,maka prestasi yang baik dapat diraih,sedangkan bila tidak menuntut ilmu secara rajin dan jarang bersosialisasi,kemungkinan prestasi yang didapat tidak terlalu baik .

Masa SMA memiliki persamaan dan perbedaan dengan masa dewasa,hal yang identik dengan masa SMA dan masa dewasa adalah keinginan individu untuk mencari pasangan/berpacaran,karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang ingin mempunyai teman untuk berbagi.

Hal yang membedakan siswa SMA dengan orang dewasa yang sudah bekerja adalah orang dewasa mendapat uang sementara siswa SMA mengeluarkan uang,siswa SMA masih terikat dengan seragam putih abu-abu berikut topi, dasi, dan sepatu sementara orang dewasa tidak.

Pemikiran anak SMA sudah seperti orang dewasa, apalagi siswa kelas XII yang mengikuti UNAS untuk mempertahankan kehormatan diri, keluarga, sekolah. Masalah UNAS belum selesai datang lagi masalah dengan pemilihan universitas melalui PMDK atau yang berganti nama menjadi SNMPTN Undangan.

Siswa SMA merupakan manusia yang sedang dan akan mengalami masa peralihan ke dunia yang sebenarnya, saat-saat inilah yang paling menentukan kehidupan kita, karena kita harus membuat pilihan yang kita harapkan akan kita tapaki dengan sukses di masa yang akan datang. Tapi, menentukan jurusan tak semudah membalikkan telapak tangan, kita dituntut untuk memilih jurusan yang sesuai dengan keinginan kita dan juga bakat kita.

Perselisihan dengan orang tua dan guru juga kerap dihadapi,misalnya pada saat orangtua meminta anaknya untuk memilih jurusan yang dikehendaki oleh orang tua,namun sang anak tidak berminat dengan jurusan itu,hal ini dapat menyebabkan perselisahan,contoh lainnya apabila ada seorang siswa yang tidak mengerti tentang sesuatu hal kemudian bertanya kepada gurunya,namun guru itu tidak suka dengan pertanyaan sang siswa,sehingga guru itu mencap anak itu bodoh.Hal-hal itu dapat menyebabkan ketidakpercayaan antara siswa dengan orang di sekitarnya yang dapat menurunkan prestasi siswa.Hal ini dapat menjadi cara untuk melatih kesabaran siswa dalam menghadapi dunia.

Dalam menjalani kehidupan di SMA,setiap siswa dapat diibaratkan seperti seorang tentara yang akan pergi ke medan perang,jika tentara berperang untuk membela negara secara diplomatik dan langsung,siswa SMA berperang dengan setiap masalah dan dilema dalam sekolah yang membentuk pribadi menjadi berkualitas.Dalam perjalanan menuju perang itu siswa harus dibimbing dan dilatih oleh orang di sekitarnya agar dapat berprestasi

Contoh yang nyata apabila seorang siswa mengambil langkah yang salah seperti kasus korupsi yang terjadi di negeri ini,sesungguhnya segala bentuk korupsi yang terjadi di negeri ini berakar dari ketidakpedulian para koruptor terhadap kondisi negeri ini dan sikap acuh dari orang-orang terdekat pada masa lalunya yang seharusnya membimbingnya untuk menjadi pribadi yang berjasa bagi negeri ini,sedangkan contoh langkah yang benar ditunjukkan oleh beberapa tokoh seperti Sri Mulyani dan B.J.Habibie,mereka merupakan pakar dari bidang masing-masing yang telah merencanakan masa depan mereka sejak dini sehingga kegiatan mereka kini menghasilkan hal yang berguna bagi bangsa dan negara.

Oleh karena itu, agar masa SMA bisa dimanfaatkan dengan baik, pada masa ini seorang siswa harus mengambil langkah yang benar dan selalu mendapatkan bimbingan dari orang di sekitarnya, bila kedua hal itu tidak dilakukan dapat mencelakakan dirinya dan mungkin juga orang-orang di sekitarnya.

Demikian gambaran kehidupan SMA menurut saya.Saya harap bermanfaat bagi kita semua,apabila ada kekurangan dan salah kata dalam penyampaian saya mohon maaf. Wassalamualaikum wr. Wb.

Kaya karena Yakin



Kesuksekan merupakan sebuah pilihan yang selau menjadi impian setiap orang. Sukses adalah menjadi kaya. Orang yang sukses dalam berdagang pasti kaya harta. Mereka yang sukses dalam belajar pasti kaya ilmu dan yang sukses dalam bergaul pasti kaya teman. Berapa banyak orang yang bercita-cita untuk menjadi orang yang sukses? Semua orang. Berapa banyak orang yang sukses menggapai cita-citanya? Sangat banyak. Berapa banyak pula orang yang stress lalu bunuh diri karena gagal meraih kesuksesan? Jauh lebih banyak. Sebenarnya, apa yang salah dengan orang-orang ini? Sebagian besar dari mereka punya keinginan, mimpi, bahkan kecerdasan. Namun, salah satu hal yang mungkin belum mereka miliki adalah keyakinan.
Keyakinan sangat menentukan masa depan kita. Jadi untuk meraih kesuksesan, arahkan hati kita untuk memiliki impian indah tentang kesuksesan. Kemudian, otak akan memprosesnya dan memerintahkan pancaindera untuk mewujudkan keberhasilan yang kita impikan. Ketika kita mampu mengarahkan keyakinan kita hanya pada hal-hal yang positif, itulah yang akan kita dapatkan dan sebaliknya. Mereka yang sukses mampu memberdayakan potensi kekuatan hatinya untuk meraih prestasi puncak dalam karir dan kehidupannya.
Beberapa tahun yang lalu, ada seorang mahasiswa yang berkuliah di fakultas kedokteran. Ketika dia berusia sembilan belas tahun, dia memulai usahanya sebagai seorang sales komputer. Dia merakit dan menjual komputer di kampusnya. Namun, dia dikeluarkan dari kampusnya karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Apakah dia putus asa? Tidak. Dalam waktu yang relatif singkat, dia berhasil mengembangkan usahanya dan menguasai penjualan PC di dunia. Pada akhirnya, dia mampu membangun perusahaannya sendiri dan mengalahkan perusahaan raksasa di bidang computer yang telah berumur puluhan tahun. Karena keberhasilannya, dia yang berumur 29 tahun sudah tercatat dalam daftar 100 orang terkaya di dunia. Siapakah orang yang sukses ini? Dialah Michael Dell, seorang pendiri dan pernah menjadi CEO perusahaan komputer raksasa “Dell” yang memproduksi PC (Personal Computer) dan Notebook. Sekarang, dia menjabat sebagai ketua dewan dengan harta kekayaan bernilai puluhan milyar dolar.
Mengapa Michael Dell mampu meraih prestasi yang sangat luar biasa? Dia memiliki keyakinan untuk berhasil. Dia memunyai keyakinan yang kuat bahwa dia mampu menjadi yang terbaik dan mampu meraih keberhasilan yang diinginkannya. Meskipun ia memulai usaha pada usia yang masih sangat muda, belum memiliki banyak pengalaman, hal ini tidak membuatnya takut gagal atau takut bersaing dengan perusahaan yang lebih hebat. Baginya, usia muda berarti memiliki waktu yang lebih panjang untuk mencoba dan berhasil, memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menjadi yang terbaik. Itulah keyakinan yang mampu menciptakan motivasi dalam meraih keberhasilan. Keyakinan atas peluang yang telah dia lihat, kerja yang bisa dia perbuat, dan kesuksesan yang akan dia dapatkan. Keyakinan ini pula yang mendorongnya sepanjang jalan untuk mengatasi setiap kesulitan yang menghadang dalam mewujudkan kesuksesan.
Apa yang harus kita lakukan untuk menumbuhkan keyakinan tersebut? Pada dasarnya, keyakinan itu sudah ada dalam hati setiap orang. Kuat lemahnya keyakinan tergantung pada usaha kita untuk memperkuatnya. Salah satunya adalah dengan belajar, mencari ilmu pengetahuan, seperti meyakini bahwa bumi, bulan, dan matahari berputar pada porosnya dalam garis edar keseimbangan. Kita meyakini karena teorinya mengatakan demikian. Keyakinan juga bisa kita dapatkan dari pengalaman yang tercipta ketika kita sudah melakukan, membuktikan, dan melihatnya sendiri atau dengan referensi dari mereka yang berhasil dalam hidupnya. Seperti belajar bersepeda, kita tidak akan putus asa ketika kita jatuh. Kita tetap bangun dan mencoba kembali. Mengapa? Kita yakin karena kita sering melihat orang-orang di sekitar kita berlalu lalang dengan bersepeda.
Kegagalan juga sangat diperlukan untuk memperkuat keyakinan kita. Dengan kegagalan, kita akan semakin yakin, lebih terlatih untuk mengenali jalan-jalan berkerikil, dan lebih berhati-hati ketika melewatinya. Tahukah anda? Seorang superhero yang terkenal, Batman, selalu mengingat kata orang tuanya ketika dia putus asa dalam kegagalannya. Orang tuanya berkata, “Why do we fall? So we can learn to get up.” Saat seorang panglima akan berperang dan melihat pasukan musuh lebih banyak, dia bertanya kepada salah satu pasukannya, seekor tikus yang sangat bersemangat, “Mengapa kau sangat yakin bahwa kita akan memenangkan perang ini? Pasukan kita sangat sedikit.” Lalu tikus itu menjawab, “Kita tidak punya cukup pasukan, tapi kita akan menang karena kita memunyai keyakinan.” Pada akhirnya, keyakinan tikus ini membuat pasukannya memenangkan perang itu.
Sudahkah kita memiliki keyakinan bahwa kita memiliki potensi untuk meraih kesuksesan seperti tikus tadi? Arahkanlah pilihan hati hanya pada keyakinan positif! Salah satunya dengan
mencontoh pengalaman mereka yang sukses. Belajar dari mereka yang sukses ujian nasional, sukses SNMPTN, sukses dalam kuliahnya, dan sukses dalam pekerjaannya, mejadi dokter, polisi, programmer, professor, bahkan guru yang sukses, serta sukses dalam ibadah dan kehidupannya. Mari belajar menjadi pribadi yang positif, berkualitas, berani meraih kesuksesan, dan menghasilkan karya terbaik bagi semua orang. Semoga kita semua berhasil dalam segala hal yang kita kerjakan, UNAS, SNMPTN, dan dunia akhirat! SEMANGAT !!!




Oleh: Jannatun C D (06)

Remaja Zaman Sekarang yang Mudah Berpikiran Pendek dan Negatif


Era globalisasi yang terjadi pada masa ini juga mempengaruhi pola pikir remaja yang sedang tumbuh berkembang mencari jati dirinya sendiri. Mereka seolah-olah ikut berpikir instan sesuai dengan efek globalisasi yang membuat apapun menjadi instan. Padahal sesuatu yang instan-instan saja sering kali menimbulkan efek yang kurang baik bagi tubuh dan kesehatan, bagaimana dengan pola pikir instan yang sering kali kita sebut ‘berpikiran pendek’?
Mereka yang berpikiran pendek adalah remaja yang hanya menerapkan ‘sistem kesenangan sesaat’ dalam hidupnya, bukannya kesenangan untuk ke depannya atau jangka panjangnya. Kenapa kita harus berpikiran pendek terhadap sesuatu, padahal Allah pasti punya rencana terhadap sesuatu tersebut dan pastinya ada hal-hal lain dibalik rencana Allah itu. Harusnya kita paham bahwa berpikiran pendek itu juga akan berpengaruh pada keputusan yang kita ambil untuk masa depan kita. Padahal apa yang terlihat baik belum tentu baik, yang terlihat buruk belum tentu buruk. Intinya kita tidak bisa berpikiran pendek dan negative seperti itu.
Remaja saat ini pun cenderung untuk gila-gilaan mengikuti apa yang sedang hot atau trend di kalangan artis remaja Indonesia maupun mancanegara. Jika ditinjau, itu adalah sesuatu yang sangat tidak menghargai inspirasi diri sendiri dan menutup inspirasi diri sendiri sehingga kepribadian diri sendiri pun hilang. Apalagi jika memaksakan hal tersebut yang sama sekali sangat tidak pantas atau tidak cocok untuk kita tiru, bukankah itu berpikiran pendek juga? Memang kadang tak bisa dipungkiri kalau kita sebagai para remaja yang sedang tumbuh berkembang mencari jati diri kita melalui ‘contoh-contoh’ yang sudah ada tersebut, mungkin sebagai bandingan misalnya. Tapi alangkah lebih berkualitas jika kita mempunyai kepribadian sendiri dan tak perlu mengikuti kepribadian ‘contoh-contoh’ yang sudah ada tersebut.
Contoh lain dari pikiran pendek dan negatif remaja sekarang adalah ketika putus cinta, ada yang langsung berputus asa dan memilih jalan yang salah dengan mengakhiri hidupnya. Buat apa? Rugi sekali. Hidup masih panjang, masih penuh lika-liku. Belum meraih mimpi yang ini itu, belum membahagiakan orang tua dan orang-orang yang sudah membahagiakan kita, belum meraih kebahagiaan pribadi juga tapi memilih jalan yang salah dengan memutuskan mengakhiri hidup hanya karena patah hati. Gak banget deh ya! Berpikir positif saja bahwa kita sudah ditunjukkan jalan kalau dia bukan jodoh kita dan dia bukan yang terbaik untuk kita, jadi kita harus mencari yang lain. Buat apa bersedih-sedih, masih banyak hal yang harus dikerjakan daripada meratapi nasib karena patah hati.
Contoh lain misalnya ketika ada sahabat kita yang sedang berbagi cerita dan meminta pendapat kita, kita tidak boleh seenaknya saja memberi pendapat sesuai yang ada di otak kita karena kita harus memikirkan perasaan sahabat kita dan ke depannya dari pendapat kita tersebut. Kita juga tidak boleh berpikiran negatif dengan ikut mengiyakan cerita sahabat kita bila dia bercerita tentang sesuai yang negatif. Kita harus bisa berpikiran positif dengan member semangat sahabat kita itu.
Intinya, kita sekarang ini sebagai remaja yang pikirannya masih labil akibat efek dari globalilasi yang ada dan tidak bisa dielakkan sehingga kadang kala berpikiran pendek dan negatif pun tak bisa dihindarkan. Tak perlu munafik karena saya pun demikian halnya. Yang harus kita lakukan adalah kita harus segera sadar sesaat setelah berpikiran pendek ataupun negatif tersebut. Kalau perlu, kita meminta bantuan teman atau sahabat kita untuk saling mengingatkan sehingga hidup berpikiran positif. Karena hidup dengan pikiran positif akan membawa dampak yang bagus pula untuk hal-hal yang kita lakukan untuk ke depannya, baik itu untuk orang lain dan untuk diri kita sendiri.
Oleh:Arieviana Ayu L./03

UPRAK Bahasa Indonesia ^^

Membawa Bekal ke Sekolah
Assalamualaikum Wr. Wb.
Kepada Pak Eko yang saya hormati dan teman-teman yang saya cintai. Untuk mengawalinya marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan izin-Nya kita dapat berkumpul untuk melaksanakan ujian praktik ini dalam keadaan sehat wal afiat. Pada kesempatan yang telah Bapak berikan, saya akan memanfaatkannya untuk membahas mengenai kebutuhan bekal makanan bagi anak-anak.
Ketika kita menengok sejenek ke beberapa Sekolah Dasar (SD) di pinggir jalan, banyak siswa yang membeli makanan di depan sekolah. Padahal jika diperhatikan, apa yang dibawa penjual bukanlah sesuatu yang menyehatkan untuk di makan. Melihat polemik seperti ini di masyarakat tentu orang tua seharusnya berpikir untuk menjaga anaknya dari makanan atau minuman yang dapat membahayakan kesehatan anak. Salah satu solusi yang paling mudah adalah menyiapkan sendiri bekal makanan sehat bagi anaknya.
Bukan rahasia lagi jika banyak ibu yang malas menyiapkan bekal untuk anaknya. Banyak alasan yang mendasari kemalasan ibu-ibu tersebut. Salah satu diantaranya disebabkan oleh kesibukan ibu. Bagi ibu-ibu yang juga merupakan wanita karir, mereka cenderung tidak memiliki waktu yang cukup untuk memasakkan makanan bekal bagi anaknya. Selain itu, bagi ibu yang memiliki bayi, mereka lebih mengutamakan bayinya terlebih dahulu. Dan tidak sempat membuatkan bekal bagi anaknya yang lain.
Sebagian ibu lainnya berpikir bahwa anaknya dapat membeli makanan untuk dirinya sendiri di sekolah. Karena di sekolah tersedia kantin yang menyediakan berbagai macam makanan. Padahal seperti yang kita ketahui, kantin yang ada di sekolah belum tentu menyediakan makanan yang menyehatkan bagi anak.
Orang tua yang malas membuatkan bekal bagi anaknya tentu belum sepenuhnya menyadari bahwa membawakan bekal bagi anak sangat baik bagi anak dan juga menghemat uang saku. Dengan membuat sendiri makanan bagi anak,  para orang tua akan lebih tenang mengetahui makanan apa saja yang telah dimakan oleh anaknya, kesehatan makanan tersebut serta kebersihan dalam cara pembuatannya. Dengan membawa bekal, sang anak dapat memakan bekalnya saat istirahat tanpa perlu membeli makanan di luar untuk memenuhi kebutuhan perutnya.
Jika orang tua dapat berpikir lebih panjang, mereka tentunya akan memilih untuk menyiapkan sendiri bekal bagi anaknya. Kenapa? Karena jika ditengok lebih dalam makanan yang dimakan oleh anak sangat memengaruhi kesehatan jasmani dan otak anak.
Dalam kesehatan jasmani misalnya, tidak perlu diragukan lagi makanan yang sehat akan membuat badan sehat. Yang membuat hal ini menjadi sangat penting untuk dibicarakan adalah karena makanan yang dijual di pasaran seringkali mengandung zat-zat yang membahayakan tubuh. Kita ambil contoh makanan pentol yang sering mangkal di depan SD. Kita tidak benar-benar mengetahui zat apa saja yang digunakan dalam pembuatan pentol tersebut. Apabila mereka memasukkan zat yang berbahaya seperti formalin, hal itu akan menyebabkan diare, mual, pusing. Lebih parah lagi zat ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ penting dalam tubuh seperti, ginjal, hati, jantung, dsb.
Zat lainnya yang berbahaya adalah Monosodium Glutamate (MSG). Zat ini cukup sering digunakan dalam proses pembuatan makanan, begitu pula makanan yang dibuat oleh para ibu di rumah masing-masing. Mereka tidak menyadari bahwa jika mengonsumsi MSG secara sering, lambat laun organ tubuh bagian dalam juga akan rusak. Namun demikian, kerusakan yang terjadi tidak secepat ketika kita mengonsumsi formalin.
Hal lain yang peru diperhatikan adalah pengonsumsian saos sebagai pelengkap makan pentol. Sebagian saos yang menyertai makanan pentol biasanya terlihat sangat merah, padahal saos yang seperti itu bisa saja mengandung zat pewarna yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu, saos yang tersedia dapat dibeli dengan harga seribu rupiah per bungkusnya. Seharusnya, harga yang sekecil itu tidak cukup untuk membuat saos dari bahan tomat atau cabai pilihan. Bahkan, ada beberapa pembuat saos yang dengan gamblang mengatakan bahwa saos yang mereka buat terbuat dari bahan tomat yang hampir busuk lalu dihaluskan, kemudian di kemas dalam bungkusan plastik.
Ada satu hal lagi yang sering disinggung oleh pengamat kesehatan masyarakat di Indonesia, yaitu penggunaan minyak dalam penggorengan. Setiap pedagang yang menggunakan minyak goreng untuk memasak barang dagangannya, biasanya menggunakan minyak tersebut dalam dua hingga tiga hari. Hal ini sudah sangat melewati batas penggunaan minyak yang seharusnya. Minyak goreng yang telah digunakan dalam lima kali penggorengan atau maksimal dalam sehari (bagi penjual) hendaknya segera dibuang karena kadar zat-zat yang terdapat dalam minyak lama juga dapat membahayakan tubuh.
Selain itu konsumsi makanan-makanan yang mengandung zat-zat tersebut secara sering juga menyebabkan kinerja otak menjadi lebih lambat, sehingga anak-anak yang sering mengonsumsi makanan tersebut IQ-nya akan semakin menurun dari yang seharusnya. Seorang ibu dari pasien hiperaktif pernah berkata bahwa serang anak yang hiperaktif dilarang mengonsumsi zat seperti MSG, jika sang anak tanpa sengaja mengonsumsinya maka dia akan kumat.
Kondisi di atas seharusnya sudah dapat membuat ibu-ibu berpikir dua kali untuk membuatkan bekal bagi anak mereka. Namun demikian, di sisi lain sang anaklah yang tidak bersedia membawa bekal makanan sendiri dari rumah. Alasnnya bermacam-macam mulai dari barang bawaan yang berat, malu dengan teman-teman ataupun lebih suka membeli makanan di sekolah. Anak yang seperti ini hendaknya diberi pengertian oleh orang tua mengenai bahaya makanan yang mereka konsumsi di luar. Orang tua juga seharusnya dapat melakukan kebiasaan baik membawa bekal mulai dari dini, sehingga anak tidak lagi canggung jika harus membawa bekal ke sekolah.
Demikian, sedikit rangkaian kata yang dapat saya sampaikan. Semoga semua yang telah saya sampaikan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat, khusunya bagi para orang tua yang memiliki anak. Terima kasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

by : Arinda Syakura A.
XII-PPB (04)

Rahasia Keseimbangan


Assalamualaikum Wr. Wb.

Yang terhormat Pak Eko selaku guru Bahasa Indonesia kelas akselerasi dan teman-teman yang saya cintai. Pada pagi hari yang indah ini, saya akan sedikit berbicara tentang RAHASIA KESEIMBANGAN.

Akhir-akhir ini, Indonesia dilanda banyak sekali masalah, mulai dari kasus korupsi, perebutan jabatan, demonstrasi, kenaikan harga, dan lain-lain. Namun, banyak orang tidak sadar bahwa terdapat masalah yang jauh lebih penting dan akan memberikan dampak sangat besar bagi bangsa kita. Itu adalah Global Warming. Global Warming merupakan wujud alam menuju keseimbangan baru. Jika kita tidak peka terhadap perubahan keseimbangan alam yang baru kita akan tergilas. Penjajahan yang terjadi selama tiga setengah abad di Indonesia merupakan salah satu dampak adanya perubahan keseimbangan. Saat Revolusi Industri terjadi di Eropa, negara-negara Eropa berkeliling dunia. Pada awalnya mereka memiliki tujuan untuk mencari sumber alam yang baru guna mengembangkan industri mereka. Namun di tengah perjalanan , mereka berubah pikiran untuk menguasai atau menjajah daerah lain, daerah yang mereka anggap lebih lemah dan memiliki potensi yang besar. Tiga setengah abad merupakan waktu yang tidak singkat bayangkan itu setara dengan “lima generasi”. Dalam kurun waktu tersebut, kita dapat melakukan banyak hal. Namun yang terjadi, kita hanya berada di bawah belenggu negara penjajah.


Bukan hal yang mustahil bila bangsa ini akan merasakan dampak yang lebih dahsyat jika tidak menyiapkan diri dan melakukan antisipasi dari Global Warming yang sedang terjadi. Tahun lalu di Indonesia hampir tidak terjadi musim kemarau. Ahli meteorologi dan geofisika menyebutnya dengan kemarau basah. Mungkin sebagian di atara kita tidak merasakn dampak yang berarti. Lain halnya dengan petani garam,tembakau, dan palawija, mereka sangat menderita. Hal ini disebabkan oleh gagalnya panen palawija, tembakau, dan garam bahkan kita harus mengimpor garam dari luar negeri. Ini merupakan hal yang sangat ironis yang terjadi di Indonesia. Mengapa demikian? Karena bangsa kita belum siap menghadapi adanya perubahan ini.

Dapat kita ketahui bahwa negara-negara Eropa, Amerika, Australia telah lebih dulu sadar akan bahaya yang akan mereka hadapi. Mereka telah melakukan banyak hal guna mengantisipasi dampak terburuk yang akan terjadi. Jadi mereka telah lebih siap menghadapinya. Jika bangsa ini sudah tertinggal jauh, belum sadar, dan memulai untuk bertindak , kita akan semakin tertinggal jauh, jauh, dan jauh. Bukan saja tertinggal dari negara-negara Eropa, Amerika, dan Australia kita juga akan tertinggal dari negara-negara Asia yang lain.

Dari tahun ke tahun, abad ke abad, milenium ke milenium, jangan sampai kita selalu menjadi korban perubahan peradaban alam menuju keseimbangan baru. Kita sebagai generasi muda penerus bangsa, di pundak kita tertumpu kewajiban dan tugas yang harus kita perjuangkan untuk keluar dari keterpurukan yang sekarang tengah melanda bangsa ini. Kesadaran akan ketertinggalan bangsa ini dari bangsa-bangsa lain, kesadaran akan pahitnya menjadi korban perubahan-perubahan peradaban, kesadaran hanya menjadi objek atau konsumen perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan masih banyak lagi.

Marilah kita merenung sejenak, kita rasakan pahit getirnya, kita terima dengan kesadaran penuh dan jadikanlah energi positif sebagai pemicu, pendorong, penyemangat kita untuk menggapai cita-cita, impian yang kita patri setinggi langit, bukan hanya cita-cita secara pribadi tetapi juga sebagai bangsa. Sehingga bangsa kita kelak akan menjadi bangsa yang membuat perubahan positif dan selalu siap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi menuju keseimbangan yang baru.
Itulah rahasia keseimbangan alam. Marilah kita belajar peka terhadap tanda-tanda perubahan yang terjadi, sehingga nantinya kita tidak akan tergilas oleh zaman. Semoga hal yang saya bicarakan kali ini memberikan dampak positif terhadap kita semua. Apabila terdapat kesalahan kata baik yang disengaja maupun tidak, saya mohon maaf.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Oleh : Siti Khalifatul Millah
XII-PPB/16

Minggu, 06 Maret 2011

pay it forward


Assalammu alaikum Wr. wb.
Selamat pagi Bapak dan Ibu guru yang terhormat dan teman-teman yang berbahagia. Senang sekali rasanya kita semua dapat berkumpul di tempat yang nyaman ini, di pagi yang cerah ini dalam keadaan sehat wal afiat. Oleh karenanya, marilah kita mengucap syukur alhamdulillah atas kekayaan kesehatan jasmani yang telah Allah berikan. Dan mudah-mudahan rohani kita masih kaya akan kesehatan di tengah ruwetnya serentetan ujian ini. Dan jika rohani Anda belum cukup kaya, marilah kita perkaya lagi dengan mendengarkan cerita saya berikut ini.
Saat terlintas keraguan apakah mungkin perbuatan baik yang kecil dan sederhana yang kita lakukan kepada orang lain akan mampu mempengaruhi kehidupan mereka, mungkin film “PAY IT FORWARD” bisa menjadi pendorong yang memberikan kita semangat untuk selalu tidak jemu-jemu berbuat baik kepada orang lain.
Kisahnya bercerita tentang seorang anak umur delapan tahun bernama Trevor yang berpikir jika dia melakukan kebaikan kepada tiga orang di sekitarnya, lalu jika ketiga orang tersebut meneruskan kebaikan yang mereka terima itu dengan melakukan kepada tiga orang lainnya dan begitu seterusnya, maka dia yakin bahwa suatu saat nanti dunia ini akan dipenuhi oleh orang-orang yang saling mengasihi. Dia menamakan ide tersebut “PAY IT FORWARD”.
Singkat cerita, Trevor memutuskan bahwa tiga orang yang akan menjadi bahan eksperimen adalah mamanya sendiri (yang menjadi single parent), seorang pemuda gembel yang selalu dilihatnya di pinggir jalan dan seorang teman sekelas yang selalu diganggu oleh sekelompok anak-anak nakal.
Percobaanpun dimulai. Trevor melihat bahwa mamanya yang sangat kesepian, tidak punya teman untuk berbagi rasa, telah menjadi pecandu minuman keras. Trevor berusaha menghentikan kecanduan mamanya dengan cara rajin mengosongkan isi botol minuman keras yang ada di rumah mereka, dia juga mengatur rencana supaya mamanya bisa berkencan dengan guru sekolah Trevor. Sang mama yang melihat perhatian si anak yang begitu besar menjadi terharu, saat sang mama mengucapkan terima kasih, Trevor berpesan kepada mamanya “PAY IT FORWARD, MOM”.
Sang mama yang terkesan dengan yang dilakukan Trevor, terdorong untuk meneruskan kebaikan yang telah diterimanya itu dengan pergi ke rumah ibunya (nenek si Trevor), hubungan mereka telah rusak selama bertahun-tahun dan mereka tidak pernah bertegur sapa, kehadiran sang putri untuk meminta maaf dan memperbaiki hubungan di antara mereka membuat nenek Trevor begitu terharu, saat nenek Trevor mengucapkan terima kasih, si anak berpesan ”PAY IT FORWARD, MOM”.
Sang nenek yang begitu bahagia karena putrinya mau memaafkan dan menerima dirinya kembali, meneruskan kebaikan tersebut dengan menolong seorang pemuda yang sedang ketakutan karena dikejar segerombolan orang untuk bersembunyi di mobil si nenek, ketika para pengejarnya sudah pergi, si pemuda mengucapkan terima kasih, si nenek berpesan “PAY IT FORWARD, SON”.
Si pemuda yang terkesan dengan kebaikan si nenek, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan nomor antriannya di rumah sakit kepada seorang gadis kecil yang sakit parah untuk lebih dulu mendapatkan perawatan, ayah si gadis kecil begitu berterima kasih kepada si pemuda ini, si pemuda berpesan kepada ayah si gadis kecil “PAY IT FORWARD, SIR”
Ayah si gadis kecil yang terkesan dengan kebaikan si pemuda, terdorong meneruskan kebaikan tersebut dengan memberikan mobilnya kepada seorang wartawan TV yang mobilnya terkena kecelakaan pada saat sedang meliput suatu acara, saat si wartawan berterima kasih, ayah si gadis berpesan "PAY IT FORWARD”
Sang wartawan yang begitu terkesan terhadap kebaikan ayah si gadis, bertekad untuk mencari tahu dari mana asal muasalnya istilah “PAY IT FORWARD” tersebut, jiwa kewartawanannya mengajak dia untuk menelusuri mundur untuk mencari informasi mulai dari ayah si gadis, pemuda yang memberi antrean nomor rumah sakit, nenek yang memberikan tempat persembunyian, putri si nenek yang mengampuni, sampai kepada si Trevor yang mempunyai ide tersebut.
Terkesan dengan apa yang dilakukan oleh Trevor, si wartawan mengatur agar Trevor bisa tampil di televisi supaya banyak orang yang tergugah dengan apa yang telah dilakukan oleh anak kecil ini. Saat kesempatan untuk tampil di televisi terlaksana, Trevor mengajak semua pemirsa yang sedang melihat acara tersebut untuk BERSEDIA MEMULAI DARI DIRI MEREKA SENDIRI UNTUK MELAKUKAN KEBAIKAN KEPADA ORANG-ORANG DISEKITAR MEREKA agar dunia ini menjadi dunia yang penuh kasih.
Namun umur Trevor sangat singkat, dia ditusuk pisau saat akan menolong teman sekolahnya yang selalu diganggu oleh para berandalan, selesai penguburan Trevor, betapa terkejutnya sang mama melihat ribuan orang tidak henti-hentinya datang dan berkumpul di halaman rumahnya sambil meletakkan bunga dan menyalakan lilin tanda ikut berduka cita terhadap kematian Trevor. Trevor sendiripun sampai akhir hayatnya tidak pernah menyadari dampak yang diberikan kepada banyak orang hanya dengan melakukan kebaikan penuh kasih kepada orang lain.
Mungkinkah saat kita terkagum-kagum menikmati kebaikan Tuhan di dalam hidup kita, dan kita bertanya-tanya kepada Tuhan bagaimana cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepadaNya, jawaban Tuhan hanya sesederhana ini: “PAY IT FORWARD to OTHERS around YOU (Teruskanlah itu kepada orang lain yang ada di sekitarmu)”.
Dan pada akhirnya, nilai yang dapat kita ambil dari cerita ini adalah MARILAH KITA BERBUAT BAIK KEPADA ORANG LAIN. Entah kebaikan itu kelihatannya sangat kecil, tapi percayalah itu akan berdampak besar jika dilakukan dengan tulus.
Baik. Sekian. Terima kasih atas perhatian Anda. Semoga cerita tadi bermanfaat bagi kita semua.
Wassalam

Oleh: Mas'udahtillah 09

Pergaulan Remaja

Remaja yang sering disebut ABG adalah anak-anak SMP dan SMA yang masih dalam tahap pendewasaan. Saya akui, saya seorang remaja. Sering kita mendengar berita-berita buruk di TV maupun koran yang menyangkut kehidupan remaja.
Ambil saja contoh free sex, bolos sekolah, merokok, dan masih banyak lagi. Tidak sedikit remaja di Indonesia yang terjerumus kesana.
Pacaran. Itukah yang sering para remaja bicarakan?
Mengenal lawan jenis dan saling suka adalah awal yang berbahaya bagi para remaja.
Dengan kedekatan seperti ini, remaja akan penasaran dan mencari tahu lebih dalam lagi terhadap lawan jenisnya. Tak jarang mereka mencoba-coba hal baru yang seharusnya tidak mereka lakukan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Lingkungan keluarga merupakan modal awal yang menentukan kemana arah seorang anak akan berjalan. Jika orangtua di rumah rajin sembahyang, maka anaknya pun tidak akan neko-neko. Kasih sayang dan komunikasi yang hangat di rumah akan membawa aura yang baik pada anak tersebut.
Berbeda dnegan orangtua yang kurang menengok kegiatan anaknya. Mungkin karena sibuk kerja di luar, pulang larut malam, saat pulang anak sudah tidur, terlalu capek untuk memerhatikan anak, sehingga komunikasi pun kurang berjalan dengan baik. Anak dengan orangtua tipe ini di rumah akan merasa lebih bebas. Mereka merasa bisa melakukan apa saja dan kemana saja semau mereka. Toh orangtua juga tak peduli. Belum lagi kalau orangtua sering memarahi anaknya, padahal mereka belum tentu memberi contoh yang baik untuk anak mereka. Hal ini membuat sifat dan sikap anak yang tak jauh-jauh dari egois dan sedikit kaku. Jika ini yang terjadi di rumah, tak heran apabila remaja di luar seperti itu.
Selain lingkungan di rumah, lingkungan luar rumah juga memengaruhi. Di sekolah, banyak sekali tipe anak. Dari polos, alim, rajin, suka bolos, egois, sampai yang suka merokok pun ada di sekolah. Kembali lagi, hal ini adalah bawaan dari didikan di rumah. Memilih teman adalah pilihan yang tepat. Bukan berarti tidak mau berteman lho, taapi memilih mana yang baik dan buruk. Jika teman itu bisa memberi efek yang baik untuk remaja, mengapa tidak? Berteman dengan orang baik, akan berdampak baik pada kita. Sebaliknya, berteman dengan orang yang bersifat kurang baik, akan berdampak buruk pada kita. Tergantung, pilihan itu ada dalam diri kita. Banyak siswa yang merokok, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Saat ditanya, kebanyakan dari mereka menjawab temanlah alasannya. Teman yang mengenalkan, mengajak, dan memengaruhinya.
Handphone (HP) yang berfitur lengkap juga mempermudah para remaja mengakses situs-situs terlarang. Berawal dari rasa ingin tahu, mereka akan menggunakan HP dengan sangat lincah.
Masih banyak faktor lain yang memengaruhi pergaulan remaja. Sebaiknya orangtua memberi pengawasan secara khusus, tidak selayang pandang saja. Komunikasi dan kontrol yang baik sangat berpengaruh terhadap remaja yang masih sangat labil untuk melangkah.
Nugraheni Puspitasari
"Hidupku adalah pesanku" - Mahatma Ghandi.

Lift by : Dewanti (05)

Assalamualaikum wr.wb.
Mungkin anda sudah pernah atau mungkin sudah bosan mendengar cerita dengan tema seperti ini. Tema tulisan saya ini adalah roda kehidupan. Karena kata "roda" sudah sering digunakan, saya menggunakan lift sebagai pengganti roda. Mengapa saya menggunakan kata "lift"? Agar terkesan lebih modern? Tidak. Karena saya suka naik lift? Tidak juga. Saya menggunakannya karena terinspirasi dari sebuah lagu yang tidak sengaja termainkan oleh laptop saya ketika akan menulis untuk ujian praktik. Beginilah awal mulanya.

Kemarin saya meminta sebuah lagu dari seorang teman. Katanya, lagu ini bisa memberikan sensasi semangat bagi yang mendengarkan. Saya pun penasaran dan akhirnya meminta lagu tersebut darinya, sekalian mengusir kebosanan mendengar lagu yang itu itu saja dari laptop saya.

            Judulnya Elevator, dinyanyikan oleh David Archuleta, finalis American Idol ketika saya masih kelas 2 SMP. Elevator berarti lift. Saya sempat heran, mengapa judulnya elevator? Apa yang menarik dari sebuah elevator? Memangnya bisa memberi sensasi semangat seperti yang teman saya katakan tadi? Begitu penasarannya saya, ketika sampai di rumah saya langsung menyalakan laptop, memasang headset, lalu mendengarkan lagu ini dengan seksama.

            Kepala saya bergoyang goyang mengikuti irama. Nada ceria yang dilagukan oleh David Archuleta terasa ringan didengar, kebetulan suasana hati saya sedang bagus saat itu, jadi lagu semacam ini langsung membuat semangat ’45 saya berkobar.  Pertama kali mendengar, saya langsung jatuh cinta pada lagu ini. Tak puas, saya ulangi lagi. Dua kali, tiga kali, empat kali. Tanpa sadar saya pun ikut bernyanyi. Awalnya saya hanya bergumam tidak jelas. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari liriknya di internet.

            Setelah mengunduh lirik, saya menirukan si David sambil membaca liriknya. Ketika lagu sudah selesai, saya terdiam, saya amati liriknya lalu membacanya sekali lagi.

            Kurang lebih isinya begini: hidup itu sepeti lift. Kadang berada di atas, dan kadang berada di bawah. Ketika pintu lift terbuka, kau tidak pernah tahu apa yang akan ada di depanmu. Kita hanya mengikuti siklus itu, sampai akhirnya mendarat kembali di tanah. Namun itu wajar, karena hal itu membuat hidup lebih “hidup” dan berwarna. Dan tak perlu khawatir karena kita bisa terbawa lift kembali lagi ke atas.

            Saya termenung. Ternyata dibalik lagu yang ringan ini, yang saya pikir isinya juga ringan, terkandung makna yang berat. Saya jadi membayangkan, bagaimana kalau hidup semua orang itu dibiarkan mengalir saja, spontan, pasti seru. Karena hidup orang itu bakal dipenuhi kejutan-kejutan yang dia sendiri tidak menyangka akan dapat “kejutan” itu (kalau sudah tahu, bukan kejutan lagi namanya). Dan hidupnya sudah pasti 100% “berwarna”. Mendadak kaya, mendadak pintar, hari ini tiba tiba dibenci, sedetik kemudian jadi orang yang paling disegani diseluruh dunia, misalnya.

            Tapi kalau diibaratkan lift seperti lagu si David, liftnya mungkin tidak akan naik, karena tidak tahu tujuannya ke lantai berapa. Diam. Cuma bertahan di satu lantai, kemudian buka pintu lift, tutup, buka, tutup, buka, tutup, tebak tebakan apa yang ada di balik pintu. Iya kalau yang muncul kebanyakan hal hal baik. Kalau yang muncul selalu yang jelek? Wah, bisa kacau jadinya.

             Bagaimana kalau hidup kita sudah terencana sampai sedetil detilnya lalu kita tahu rencana itu. Kita tahu apa yang ada di masa depan, lalu sudah mempersiapkan untuk menghadapinya dari sekarang. Kita sudah tahu kapan kita bakal berhasil, kapan hewan piaraan mati, kapan kita tertabrak sepeda. Kemudian kita sudah mempersiapkan lahan kubur dan tisu yang banyak untuk hewan piaraan kita dari sekarang padahal dia masih hidup, misalnya. Pasti membosankan sekali ya hidup seperti itu.

            Memang idealnya, kita harus merencanakan hidup kita nanti seperti apa. Tapi, kita tidak tahu detilnya seperti apa. Kalau sampai detil-detilnya, itu hanya Tuhan yang tahu. Nah, perencanaan yang sangat kompleks dan sempurna yang hanya diketahui oleh Tuhan ini yang akan menjadi “kejutan”, dan membuat hidup lebih “berwarna”.

            Terkadang, detil yang sudah direncanakan oleh Tuhan bisa mengubah rencanya yang kita buat. Saya akan buat perumpamaan seperti lift. Misalnya, kita sudah berencana ke lantai 9. Sesampainya di lantai 9, kita berencana naik lagi ke lantai 14. Ternyata, ada “sesuatu” yang mengharuskan kita kembali lagi ke lantai 3. Yah, mau tidak mau, kita tetap harus kembali ke lantai 3 tadi. Namun, kita tetap bisa naik lagi, bahkan diatas lantai 14, dengan syarat berusaha dan berdoa. Kalau ternyata setelah turun ke lantai 3 tidak bisa naik lagi, kita harus tetap beruasaha, mengerahkan segala yang kita mampu. Kalau tetap tidak bisa? Coba lagi. Kalau terus menerus tidak bisa? Wah, mesin liftnya harus diperbaiki kalau begitu

by queen nmr absen 14

Assalammualaikum, nama saya queen.
Karena ada kewajiban bercerita untuk seluruh siswa agar bisa lulus ujian praktek, akhirnya saya memperbaruhi cerita saya yang sudah saya buat beberapa hari yang lalu.

Cerita ini bisa saya kerjakan berawal dari hal yang sangat sepele : PENGAMATAN .
Terkadang memang kita sering menyepelehkan sesuatu yang ada di depan mata, padahal itu belum sepenuhnya sepele. Seperti pada sore itu,, yaah sore itu. .
ketika fajar yg sudah enggan menyinari bumi dan bergegas kembali ke singgahsananya untuk digantikan rembulan, ketika burung2 walet menuju ke bangunan tua untuk mngumpulkan segudang rencana,
ketika semua orang bergegas untuk melepaskan segala rasa lelah mereka menuju ke rumah,

disore itu, aku menemukan sesuatu, sesuatu yang berharga dan sebagai sebuah pelajaran dalam kehidupanku, baik sekarang maupun kelak.

Di sore itu, di dalam angkutan umum , di sebuah pertigaan yang sangat ramai, aku memandang keluar jendela untuk sejenak bernafas dari kepenatan yang ada di dalam otak ini. Jangan kira seorang anak SMA tidak memiliki beban pikiran, wow, itu sama sekali salah.
Banyak sekali beban saat itu, dari adanya tugas, ulangan, dan persiapan untuk unas. Pikiran saya saat itu benar-benar sedang penat!

Kembali ke topic awal, pada sore itu,
Saya melihat banyak kejadian yang sering terjadi dan kita lihat didalam hidup kita ini, namun tidak sepenuhnya kita pahami. Bahwa sejatinya, dalam hidup ini kita memliki segudang alasan untuk melakukan suatu hal dan mendapatkannya.

Gampang saja : dari para pengemis malas yg hanya menengadahkan tangan, para pengamen yang maksud mereka bernyanyi, tapi malah memuakkan telinga, pak kernet yang berlari-lari mencari penumpang untuk beberapa uang ribuan, hingga pedagang asongan yang berlari-lari mengejar bis demi menjual makanan mereka. Pastinya mereka punya alasan mengapa mereka harus melakukannya. Dari sekedar ingin menafkahi diri sendiri, memberi makan keluarga, menyekolahkan anak, bersenang-senang, dan masih banyak lagi.

Namun,, di sore itu. . dibalik jendela itu, .
Mataku tak sengaja tertuju pada seorang lelaki tua yang sangat rentan, kuamati dia dari atas kebawah, ada sesuatu yang menarik di dalam dirinya yang membuat saya sampai-sampai mengamatinya sebegitu detail, dari topi macam koboi yang berwarna -entah- apa, kaus dalam yg sudah tak karuan, hem batik yang ada tambalan dimana2, celana pendek yang sudah usang, sandal japit yg bukan pasangannya, dan satu macam lagi yg membuat dia menarik : keranjang bambu yg berisi mainan tradisional yg berasal dari bambu juga dan wajahnya yang tetap tersenyum ramah. Dia memampangkan harga didepan keranjang: Rp. 2000

Tentunya aku terkaget-kaget dan menarik nafas dalam-dalam, apalah arti uang 2000 untuk usaha yang sekeras itu ? dari mencari bambu, memotongnya, merakitnya, menghiasnya, hingga menunggunya laku terjual. .
Sementara kita saja, menganggap uang dua ribu rupiah itu sangat lah tidak ada apa-apanya dibandindingkan dengan pengeluaran kita sehari. Menurut saya, dia adalah orang yang benar-benar sabar dan memiliki kerja keras yang sangat tinggi, satu lagi: keikhlasan yang tak tertandingi untuk menjalani ini semua.
Lalu, angkot yang saya naiki pun melaju, pak kernet dan pak sopir merasa kesal karena sepinya penumpang. Yang benar saja, dari percakapan mereka, saya mengetahui, bahwa dari hari ini mereka hanya mendapat 30 ribu rupiah. Sekali lagi, aku menarik nafas dalam-dalam.

Namun, otak ku tergelitik untuk memikirkan sesuatu hal tentang kehidupan.
sebuah kenyataan yg baru saja aku lihat tadi. Aku pun yakin bahwa orang-orang itu : (pengemis, kernet, pedagan asongan, dan penjual mainan tradisional) tidak pernah bercita-cita untk menjadi seperti ini dalam hidupnya. Merka seperti itu juga karena diri mereka sendiri,. Karena di jaman ini, siapa yang giat belajar, berusaha, dan berdoa, dial ah yang akan jadi pemenangnya. Memang banyak sekali pilihan dalam hidup ini, dan banyak juga alasan untuk kita tetap menjalaninya. Dan bukan berarti orang miskin itu selalu merana. Bapak penjual mainan tadi contohnya, dia tetap tersenyum, meskipun saya yakin penadpatannya sangat lah kurang dari kata cukup !



Aku jadi teringat kata orang bijak yang masih terekam di otakku saat ini.
SATU : tak usahlah kau hidup untuk mencari jumlah, tapi carilah makna
DUA : Kerjakan segala sesuatu dengan rasa ikhlas, sabar dan usaha keras.
TIGA : kau akan selalu merasa puas jika kau mau bersyukur.

disore ini, didalam angkutan ini aku mulai merasa,
Yeaah ! aku mulai merasa betapa beruntungnya aku masih bisa hidup seperti ini, tanpa harus bersusah payah menghadapi dunia yang keras dan penuh sandiwara ini.
Lalu aku baru menyaadari, ternyata hidup ini lebih terasa indah jika kita banyak bersyukur.


Dan dibalik topi macam koboi itu, aku mendapatkan sesuatu hal yang mungkin tidak terlintas dalam benak kita, bahwa apapun pekerjaan kita, akan jauh lebih sempurna jika kita mau bekerja keras, sabar dan ikhlas dalam menjalaninya.


Dan dari sore ini
Aku juga menyadari, hidup memang tak selamanya seperti mimpi yang kita angan-angankan.
Kita harus memecah balon mimpi itu dan kembali pada kenyataan bahwa kehidupan tak semudah yang kita kira. Kehidupan adalah dimana kita harus berusaha keras mencarinya, lalu mempertahnkannya, dan ikhlas serta bersabar untuk menjalaninya.


Di sore itu, di dalam angkot ini, dan dibalik topi macam koboi. . .
Aku menemukan banyak hal tentang hidup :)

Nasionalisme Indonesia Kini


                  Assalamualaikum Wr.Wb
            Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada yang terhormat bapak/ibu penguji dan teman teman yang saya cintai atas kesempatan yang diberikan ini. Bapak dan ibu serta teman-teman sekalian, saya berdiri di sini ingin menyampaikan sebuah topik yang sebenarnya sangat klasik tapi cukup penting bagi saya untuk diungkap kembali. Masalah itu adalah N A S I O N A L I S M E.
               Nasionalisme. Hanya satu kata, namun sangat luas maknanya. Banyak pendapat mengenai arti dari sebuah kata itu. Salah satunya, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Nasionalisme adalah Paham/ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Sedangkan, menurut sumber lain, Nasionalisme merupakan sebuah rasa patriotik yang ada pada diri kita yang patut kita persembahkan  untuk negara kita tercinta ini.
                Mengapa Nasionalisme itu penting? Merupakan suatu pertanyaan klasik yang sangat sering kita dengar. Terutama saat belajar mata pelajaran Kewarganegaraan. Dan, yang pasti sebagian besar siswa akan menjawab, “ Ya penting. Untuk membangun negeri ini. Kalau tidak ada nasionalisme, kita pasti tercerai berai.” Sebuah jawaban yang tidak salah. Namun, apakah tidak terlalu sederhana apabila kita ingin menjelaskan kepentingan sebuah kata penguat bangsa itu?
                Masih terbayang dibenak kita semua kisah-kisah heroik para pahlawan dalam mempertahankan keutuhan dan kesatuan bangsa Indonesia. Kala itu, nyawa seakan sebanding dengan kemerdekaan yang mereka anggap sebagai harga mati yang harus diraih sampai tetes darah penghabisan. Tak peduli apa pun hambatan dan resikonya. Perjuangan mereka hanya berlandaskan satu asas sederhana; suatu paham yang mampu mempersatukan bangsa Indonesia kala itu, dan akan senantiasa mempertahankan eksistensi Indonesia di kancah internasional bila diperjuangkan: nasionalisme.
                Penting untuk digarisbawahi bahwa saat ini kita hidup di era modern. Era saat semua pekerjaan menjadi lebih mudah karena adanya teknologi yang serba canggih. Era saat batas tidak menjadi penghambat dalam mobilitas penduduk bahkan informasi. Era saat tuntutan untuk menjadi gaul dan melek teknologi diagung-agungkan. Era saat budaya di seluruh Negara seakan sengaja atau dipaksa untuk diakulturasikan. Salahkah? Tidak juga.
                Dan yang tidak kalah penting, sekarang ini pun kita menyadari bahwa kini kita seakan sedang dijajah kembali. Oleh siapa? Bukan hanya oleh bangsa lain, namun oleh perkembangan teknologi dan pengaruh dari globalisasi dunia internasional yang sebagian besar bertolak belakang dengan kultur Indonesia. Bahkan eksistensi bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa yang merdeka dan dahulu dikenang sebagai 'Macan Asia' dan 'Zamrud Khatulistiwa' pun dipertanyakan.
                Bila kondisi Negara kita sudah menjadi seperti itu, sulit untuk mengetahui apa atau siapa yang bersalah. Apa atau siapa yang harus bertanggung jawab. Sebenarnya, menurut saya, yang terpenting bukanlah mencari apa atau siapa yang bertanggung jawab atas kondisi ini. Yang harus diperhatikan adalah bagaimana sikap kita dalam mengatasi permasalahan bangsa kita ini.
Namun sayang, yang kerap terjadi sekarang ini kita bukan malah berusaha bersama-sama, tetapi justru hanya menuntut, menuntut dan menuntut kepada Pemerintah agar bertanggung jawab atas semua ini. Seolah-olah semua ini adalah kesalahan pemerintah. Akan tetapi, apa semua bisa selesai dan berhenti dengan pengklaiman seperti itu? Dengan menyalahkan salah satu pihak saja? Sementara rakyat hanya mengaharapkan hasilnya. Bagaimana kesejahteraan dan kemakmuran yang selama ini kita mimpikan dapat terwujud, jika yang bekerja salah satu pihak saja?
Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk berlomba-lomba membangun rasa nasionalisme dalam diri kita. Misalnya saja, nasionalisme dengan munculnya gerakan perjuangan fisik melawan Malaysia  misalnya, bila Malaysia nekat mengganggu kedaulatan RI dengan mengambil atau
merampas Pulau Ambalat, merupakan suatu perilaku atau sikap kita yang sangat  terpuji. Kita semua jelas sangat mendukung setiap usaha TNI dan para  sukarelawan yang berusaha menjaga keutuhan kedaulatan negara RI.
Namun, kita juga tidak boleh salah dalam menilai ke-nasionalis-an seseorang. Seperti, ada seseorang bernama Si Anu. Dia seringkali dituduh, “Si Anu tidak nasionalis, lihat saja dia menanam modalnya di luar negeri.” Sementara itu, para investor asing yang berlomba-lomba menanamkan modal di Negara kita hampir tidak pernah kita pertanyakan rasa ke-nasionalis-an mereka. Ada juga kasus lain, kali ini menimpa Si Una. Konon, Si Una memiliki nasionalisme yang tinggi. Apa pasal? Si Una ini tidak pernah ke luar negeri, selalu menggunakan produk dalam negeri. Kurang apa? Ternyata, menurut tetangga-tetangganya, Si  Una tidak pernah bergaul dengan lingkungan sekitar yang notabene asli penduduk merah-putih. Terdengar kabar pula, bahwa Si Una merupakan karyawan yang jago korupsi. Lalu bagaimana?
Masalah seperti itu, memang tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Masalah Si Anu atau Si Una yang lebih nasionalis tergantung penilaian Anda. Namun, berdasarkan kajian data yang saya dapat dan menurut pendapat saya pribadi, ke-nasionalis-an seseorang dapat diukur dari :
1.       Rasa kebanggaan menjadi bangsa Indonesia. Ke luar negeri pun, bisa jadi dikatakan memiliki sikap nasionalis yang tinggi. Apabila di sana mereka malah mempromosikan keindahan alam dan budaya yang beraneka ragam di Indonesia.
2.       Keterlibatan secara nyata dalam bermasyarakat, mencontohkan kegiatan terpuji agar terbentuk suatu mutu kehidupan yang lebih baik. Bukan melakukan korupsi sana-sini.
3.       Ketegasan sikap yang konsisten serta menghargai perbedaan dengan memiliki rasa toleransi yang tinggi.
Singkat kata, seorang nasionalis akan menjaga cita-cita bangsa dan kemurnian kesatuan. Berada di dalam atau di luar negeri, dia memakai produk lokal atau asing, sah-sah saja, tetapi di benaknya tetap satu : Indonesia. Jadi, hendaknya sebagai bangsa Indonesia kita harus memiliki ciri-ciri yang telah disebutkan. Karena, hanya lewat nasionalisme itulah kebangkita bangsa Indonesia muncul kembali.                                                                                                  

Nah, itulah sekelumit tentang nasionalisme. Mudah-mudahan bisa menjadi penyegar bagi kita. Sehingga kita bisa memupuk rasa nasionalisme sejak dini.
Wassalamualaikum Wr.Wb

MASITA LUTHFI V. P

               
               
               
               
               
               
               
               
                               
               


Belajar dari Katak =)


Assalamualaikum Wr. Wb.
Sebelum saya mulai bicara panjang lebar, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah serta izin-Nya lah kita dapat berkumpul dikelas ini untuk melaksanakan Ujian Praktik Bahasa Indonesia dalam keadaan sehat wal afiat.
Pada kesempatan ini, saya akan membahas tentang Bangkit dari Kegagalan. Saya tak perlu menjelaskan apa definisi dari kegagalan, karena semua orang pasti tau apa itu gagal. Semua orang juga pasti pernah mengalami kegagalan, tapi apakah semua orang bisa bangkit dari kegagalannya?
Pada hakikatnya semua orang bisa atau dengan kata lain memiliki kemampuan untuk bangkit dari kegagalannya. Mengapa? Karena sesungguhnya, ketika satu pintu tertutup untuk kita maka seribu pintu yang lain akan terbuka. Jadi, semua orang yang gagal punya dua kesempatan yaitu untuk memilih seribu pintu yang terbuka dan kembali ke rutinitas kehidupan yang semula atau menunggu di satu pintu yang mungkin tak akan pernah terbuka lagi.
Nah, yang menjadi masalah adalah kita sering terpaku pada satu pintu dan kita tak menyadari kalau seribu pintu yang lain sudah dibukakan untuk kita, sehingga waktu yang seharusnya bisa kita gunakan untuk memilih pintu-pintu terbuka itu kita buang begitu saja dengan ratapan, penyesalan, kemarahan, dan hal-hal negatif yang tak berguna lainnya.
Kemarin, saat sedang menjelajahi dunia maya, saya menemukan artikel menarik tentang dua katak yang terjebak dalam lubang. Artikel itulah yang menjadi alasan utama saya memilih topik ini. Begini artikelnya :
Ada dua ekor katak yang terjerumus ke dalam sebuah lubang. Keduanya berkali-kali mencoba melompat ke atas untuk menyelamatkan diri, namun tampaknya usaha mereka sia-sia. Lima katak lain kemudian berkerumun di pinggir lubang untuk memberikan dukungan, dengan teriakan: “Ayo kamu bisa, ayo lompat lebih tinggi ...”. Setelah satu jam mencoba tanpa hasil, akhirnya kelima katak di atas malah berkata, “Kalian sudah mencoba dan gagal. Percuma saja melompat, akhirnya toh kalian akan mati dalam lubang. Sudah jangan lompat, jangan lompat, mati saja”. Mendengar teriakan itu, satu katak dalam lubang merasa frustrasi. Dia tidak melompat lagi dan akhirnya mati. Tapi katak kedua melompat terus, sampai satu saat dia berhasil melompat keluar dari lubang itu. Lima katak di atas merasa heran, lalu mengajak dia bicara. Ternyata katak yang satu ini tidak bisa mendengar, sebab dia tuli !!! Jadi pada saat kelima katak tersebut berteriak-teriak agar dia mati saja, dia berpikir mereka memberikan support agar dia melompat terus sampai berhasil.
Katak yang mati dilubang adalah gambaran dari seseorang yang merasa frustasi dan tak berdaya karena kegagalannya, apalagi setelah mendengar dan terpengaruh oleh komentar teman-temannya yang justru makin meredupkan api semangat yang ada dalam jiwanya. Komentar negatif itu terus didengarnya, makin memengaruhinya, hingga akhirnya api semangatnya padam dan dia pun mati sebagai katak yang gagal.
Sementara itu, katak tuli yang selamat merupakan gambaran dari orang-orang yang menulikan telinganya terhadap komentar-komentar negatif yang dia tahu bisa memadamkan api semangatnya. Dia menjadikan komentar negatif yang ditujukan padanya sebagai cambuk untuk mencapai kesuksesan. Dia meyakini bahwa tak ada usaha yang tanpa hasil. Jadi, dia terus melompat lagi dan lagi hingga akhirnya dia berhasil mencapai apa yang ia inginkan.
Jadi, faktor terpenting untuk mencapai apa yang kita inginkan adalah:
1.   Keyakinan kuat bahwa setiap usaha akan membawa hasil
2.   Menjaga api semangat kita untuk tetap membara
3.   Menulikan telinga terhadap semua komentar yang melemahkan
4.   Berdoa kepada Allah swt
Nah, mulai detik ini jangan buang-buang waktu lagi, segera bangkit  dan tinggalkanlah pintu yang sudah tertutup itu.  Jangan biarkan kegagalan menghalangimu menuju tempat yang menjanjikan kesuksesan dan kebahagiaan untukmu. Cari pintu lain dan melompatlah lebih tinggi lagi agar cita-citamu teraih.