Jumlah Fans

Senin, 07 Maret 2011

Remaja Zaman Sekarang yang Mudah Berpikiran Pendek dan Negatif


Era globalisasi yang terjadi pada masa ini juga mempengaruhi pola pikir remaja yang sedang tumbuh berkembang mencari jati dirinya sendiri. Mereka seolah-olah ikut berpikir instan sesuai dengan efek globalisasi yang membuat apapun menjadi instan. Padahal sesuatu yang instan-instan saja sering kali menimbulkan efek yang kurang baik bagi tubuh dan kesehatan, bagaimana dengan pola pikir instan yang sering kali kita sebut ‘berpikiran pendek’?
Mereka yang berpikiran pendek adalah remaja yang hanya menerapkan ‘sistem kesenangan sesaat’ dalam hidupnya, bukannya kesenangan untuk ke depannya atau jangka panjangnya. Kenapa kita harus berpikiran pendek terhadap sesuatu, padahal Allah pasti punya rencana terhadap sesuatu tersebut dan pastinya ada hal-hal lain dibalik rencana Allah itu. Harusnya kita paham bahwa berpikiran pendek itu juga akan berpengaruh pada keputusan yang kita ambil untuk masa depan kita. Padahal apa yang terlihat baik belum tentu baik, yang terlihat buruk belum tentu buruk. Intinya kita tidak bisa berpikiran pendek dan negative seperti itu.
Remaja saat ini pun cenderung untuk gila-gilaan mengikuti apa yang sedang hot atau trend di kalangan artis remaja Indonesia maupun mancanegara. Jika ditinjau, itu adalah sesuatu yang sangat tidak menghargai inspirasi diri sendiri dan menutup inspirasi diri sendiri sehingga kepribadian diri sendiri pun hilang. Apalagi jika memaksakan hal tersebut yang sama sekali sangat tidak pantas atau tidak cocok untuk kita tiru, bukankah itu berpikiran pendek juga? Memang kadang tak bisa dipungkiri kalau kita sebagai para remaja yang sedang tumbuh berkembang mencari jati diri kita melalui ‘contoh-contoh’ yang sudah ada tersebut, mungkin sebagai bandingan misalnya. Tapi alangkah lebih berkualitas jika kita mempunyai kepribadian sendiri dan tak perlu mengikuti kepribadian ‘contoh-contoh’ yang sudah ada tersebut.
Contoh lain dari pikiran pendek dan negatif remaja sekarang adalah ketika putus cinta, ada yang langsung berputus asa dan memilih jalan yang salah dengan mengakhiri hidupnya. Buat apa? Rugi sekali. Hidup masih panjang, masih penuh lika-liku. Belum meraih mimpi yang ini itu, belum membahagiakan orang tua dan orang-orang yang sudah membahagiakan kita, belum meraih kebahagiaan pribadi juga tapi memilih jalan yang salah dengan memutuskan mengakhiri hidup hanya karena patah hati. Gak banget deh ya! Berpikir positif saja bahwa kita sudah ditunjukkan jalan kalau dia bukan jodoh kita dan dia bukan yang terbaik untuk kita, jadi kita harus mencari yang lain. Buat apa bersedih-sedih, masih banyak hal yang harus dikerjakan daripada meratapi nasib karena patah hati.
Contoh lain misalnya ketika ada sahabat kita yang sedang berbagi cerita dan meminta pendapat kita, kita tidak boleh seenaknya saja memberi pendapat sesuai yang ada di otak kita karena kita harus memikirkan perasaan sahabat kita dan ke depannya dari pendapat kita tersebut. Kita juga tidak boleh berpikiran negatif dengan ikut mengiyakan cerita sahabat kita bila dia bercerita tentang sesuai yang negatif. Kita harus bisa berpikiran positif dengan member semangat sahabat kita itu.
Intinya, kita sekarang ini sebagai remaja yang pikirannya masih labil akibat efek dari globalilasi yang ada dan tidak bisa dielakkan sehingga kadang kala berpikiran pendek dan negatif pun tak bisa dihindarkan. Tak perlu munafik karena saya pun demikian halnya. Yang harus kita lakukan adalah kita harus segera sadar sesaat setelah berpikiran pendek ataupun negatif tersebut. Kalau perlu, kita meminta bantuan teman atau sahabat kita untuk saling mengingatkan sehingga hidup berpikiran positif. Karena hidup dengan pikiran positif akan membawa dampak yang bagus pula untuk hal-hal yang kita lakukan untuk ke depannya, baik itu untuk orang lain dan untuk diri kita sendiri.
Oleh:Arieviana Ayu L./03

1 komentar: