Jumlah Fans

Minggu, 06 Maret 2011

by queen nmr absen 14

Assalammualaikum, nama saya queen.
Karena ada kewajiban bercerita untuk seluruh siswa agar bisa lulus ujian praktek, akhirnya saya memperbaruhi cerita saya yang sudah saya buat beberapa hari yang lalu.

Cerita ini bisa saya kerjakan berawal dari hal yang sangat sepele : PENGAMATAN .
Terkadang memang kita sering menyepelehkan sesuatu yang ada di depan mata, padahal itu belum sepenuhnya sepele. Seperti pada sore itu,, yaah sore itu. .
ketika fajar yg sudah enggan menyinari bumi dan bergegas kembali ke singgahsananya untuk digantikan rembulan, ketika burung2 walet menuju ke bangunan tua untuk mngumpulkan segudang rencana,
ketika semua orang bergegas untuk melepaskan segala rasa lelah mereka menuju ke rumah,

disore itu, aku menemukan sesuatu, sesuatu yang berharga dan sebagai sebuah pelajaran dalam kehidupanku, baik sekarang maupun kelak.

Di sore itu, di dalam angkutan umum , di sebuah pertigaan yang sangat ramai, aku memandang keluar jendela untuk sejenak bernafas dari kepenatan yang ada di dalam otak ini. Jangan kira seorang anak SMA tidak memiliki beban pikiran, wow, itu sama sekali salah.
Banyak sekali beban saat itu, dari adanya tugas, ulangan, dan persiapan untuk unas. Pikiran saya saat itu benar-benar sedang penat!

Kembali ke topic awal, pada sore itu,
Saya melihat banyak kejadian yang sering terjadi dan kita lihat didalam hidup kita ini, namun tidak sepenuhnya kita pahami. Bahwa sejatinya, dalam hidup ini kita memliki segudang alasan untuk melakukan suatu hal dan mendapatkannya.

Gampang saja : dari para pengemis malas yg hanya menengadahkan tangan, para pengamen yang maksud mereka bernyanyi, tapi malah memuakkan telinga, pak kernet yang berlari-lari mencari penumpang untuk beberapa uang ribuan, hingga pedagang asongan yang berlari-lari mengejar bis demi menjual makanan mereka. Pastinya mereka punya alasan mengapa mereka harus melakukannya. Dari sekedar ingin menafkahi diri sendiri, memberi makan keluarga, menyekolahkan anak, bersenang-senang, dan masih banyak lagi.

Namun,, di sore itu. . dibalik jendela itu, .
Mataku tak sengaja tertuju pada seorang lelaki tua yang sangat rentan, kuamati dia dari atas kebawah, ada sesuatu yang menarik di dalam dirinya yang membuat saya sampai-sampai mengamatinya sebegitu detail, dari topi macam koboi yang berwarna -entah- apa, kaus dalam yg sudah tak karuan, hem batik yang ada tambalan dimana2, celana pendek yang sudah usang, sandal japit yg bukan pasangannya, dan satu macam lagi yg membuat dia menarik : keranjang bambu yg berisi mainan tradisional yg berasal dari bambu juga dan wajahnya yang tetap tersenyum ramah. Dia memampangkan harga didepan keranjang: Rp. 2000

Tentunya aku terkaget-kaget dan menarik nafas dalam-dalam, apalah arti uang 2000 untuk usaha yang sekeras itu ? dari mencari bambu, memotongnya, merakitnya, menghiasnya, hingga menunggunya laku terjual. .
Sementara kita saja, menganggap uang dua ribu rupiah itu sangat lah tidak ada apa-apanya dibandindingkan dengan pengeluaran kita sehari. Menurut saya, dia adalah orang yang benar-benar sabar dan memiliki kerja keras yang sangat tinggi, satu lagi: keikhlasan yang tak tertandingi untuk menjalani ini semua.
Lalu, angkot yang saya naiki pun melaju, pak kernet dan pak sopir merasa kesal karena sepinya penumpang. Yang benar saja, dari percakapan mereka, saya mengetahui, bahwa dari hari ini mereka hanya mendapat 30 ribu rupiah. Sekali lagi, aku menarik nafas dalam-dalam.

Namun, otak ku tergelitik untuk memikirkan sesuatu hal tentang kehidupan.
sebuah kenyataan yg baru saja aku lihat tadi. Aku pun yakin bahwa orang-orang itu : (pengemis, kernet, pedagan asongan, dan penjual mainan tradisional) tidak pernah bercita-cita untk menjadi seperti ini dalam hidupnya. Merka seperti itu juga karena diri mereka sendiri,. Karena di jaman ini, siapa yang giat belajar, berusaha, dan berdoa, dial ah yang akan jadi pemenangnya. Memang banyak sekali pilihan dalam hidup ini, dan banyak juga alasan untuk kita tetap menjalaninya. Dan bukan berarti orang miskin itu selalu merana. Bapak penjual mainan tadi contohnya, dia tetap tersenyum, meskipun saya yakin penadpatannya sangat lah kurang dari kata cukup !



Aku jadi teringat kata orang bijak yang masih terekam di otakku saat ini.
SATU : tak usahlah kau hidup untuk mencari jumlah, tapi carilah makna
DUA : Kerjakan segala sesuatu dengan rasa ikhlas, sabar dan usaha keras.
TIGA : kau akan selalu merasa puas jika kau mau bersyukur.

disore ini, didalam angkutan ini aku mulai merasa,
Yeaah ! aku mulai merasa betapa beruntungnya aku masih bisa hidup seperti ini, tanpa harus bersusah payah menghadapi dunia yang keras dan penuh sandiwara ini.
Lalu aku baru menyaadari, ternyata hidup ini lebih terasa indah jika kita banyak bersyukur.


Dan dibalik topi macam koboi itu, aku mendapatkan sesuatu hal yang mungkin tidak terlintas dalam benak kita, bahwa apapun pekerjaan kita, akan jauh lebih sempurna jika kita mau bekerja keras, sabar dan ikhlas dalam menjalaninya.


Dan dari sore ini
Aku juga menyadari, hidup memang tak selamanya seperti mimpi yang kita angan-angankan.
Kita harus memecah balon mimpi itu dan kembali pada kenyataan bahwa kehidupan tak semudah yang kita kira. Kehidupan adalah dimana kita harus berusaha keras mencarinya, lalu mempertahnkannya, dan ikhlas serta bersabar untuk menjalaninya.


Di sore itu, di dalam angkot ini, dan dibalik topi macam koboi. . .
Aku menemukan banyak hal tentang hidup :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar