Kekurangan dan kelebihan pendaftaran snmptn melalui sistem online oleh : Yelivia Dwi Ningtyas
Assalamualaikum Wr.Wb.
Kepada Yang Terhormat Bapak Eko serta teman-teman yang saya sayangi.
Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan opini saya mengenai kekurangan dan kelebihan pendaftaran SNMPTN Undangan melalui sistem online.
Sebelumnya, saya yakin kalian telah mengetahui mengenai program baru yang diterapkan pemerintah tahun ini, yaitu adanya dua macam SNMPTN (Undangan dan Tulis). Jika pada tahun-tahun sebelumnya siswa dapat mendaftar ke Perguruan Tinggi melalui PMDK, Ujian Tulis di PTN masing-masing dan juga SNMPTN, tahun ini akan berbeda dengan adanya SNMPTN jalur undangan dan dihapuskannya PMDK di beberapa Universitas Negeri.
Jalur undangan ialah mekanisme seleksi nasional berdasarkan penjaringan prestasi akademik tanpa ujian tertulis/keterampilan namun tidak termasuk jalur penelusuran minat dan bakat. Jalur ini –seperti yang teman-teman ketahui— telah dibuka pada 1 Februari lalu dan akan ditutup pada tanggal 12 Maret 2011. Siswa yang akan ikut SNMPTN jalur undangan harus mendapat rekomendasi dari kepala sekolah. Pendaftaran SNMPTN undangan dilakukan secara online.
Berbicara mengenai pendaftaran secara online, tentu selain memiliki kelebihan, juga memiliki kekurangan. Saya tertarik untuk membahas lebih jauh karena sebuah kata online yang tidak asing lagi di telinga kita. Ya, kehidupan kita yang sekarang tidaklah berjauhan dengan kata online yang berhubungan dengan internet. Tidak dapat dipungkiri bahwa kita bergantung pada internet. Dengan sekali klik saja, kita sudah bisa menjelajahi dunia yang sangat luas melalui internet. Mungkin, hal ini lah yang memicu panitia untuk memilih online sebagai jalan siswa mendaftar ke SNMPTN jalur undangan.
Dengan sistem online, kita bisa dengan mudah memasukkan data yang kita perlukan dengan cepat. Seperti yang telah disediakan oleh web resmi SNMPTN undangan yaitu kita mengisi formulir lengkap, mengunduh sertifikat jika ada. Bahkan sertifikat yang kita miliki hanya perlu kita scanning kemudian hasilnya dapat diunduh langsung di web. Setelah itu, kita memilih jurusan dan universitas sesuai keinginan kita. Jika semuanya selesai, data kita secara otomatis diterima dan diproses oleh sistem yang telah diprogram. Sangat mudah bukan? Ini berbeda dengan sistem manual, kita harus menyerahkan berkas-berkas kepada jasa pengantar seperti pos atau yang lainnya, tentu hal ini perlu waktu yang lama untuk pengiriman dan prosesnya, anda bisa bayangkan berapa banyak orang yang akan mendaftar nantinya .
Kelebihan yang lain diantaranya:
1. Panitia tidak perlu menyediakan banyak orang untuk mengatur jalannya pendaftaran.
Melalui internet kita bisa memprogram suatu sistem agar bisa berjalan sesuai yang kita inginkan. Fasilitas tersebut tentu tidak banyak memerlukan tenaga kerja untuk mengecek satu persatu data yang ada. Menurut saya pribadi semakin sedikit orang yang memproses maka akan meminimalisir adanya kecurangan oleh pihak-pihak tertentu.
2. Sistem online dapat diakses pada waktu bersamaan
Ini sangat terbukti, kita bisa mengakses halaman kita –setelah terdaftar sebagai calon pendaftar SNMPTN jalur undangan –kapan saja yang kita inginkan. Kita tidak perlu mengantre terlebih dahulu, karena akses internet bisa dilakukan dalam waktu bersamaan.
Dengan beberapa keuntungan di atas selain memudahkan kinerja panitia penyelenggara tentu saja juga memudahkan saya dan teman-teman–sebagai calon pendaftar SNMPTN jalur undangan—untuk melakukan proses registrasi atau pendaftaran. Akan tetapi, apakah hal ini juga dirasakan teman-teman kita di pelosok negeri ini—Papua misalnya—? Mereka yang juga memiliki hak sama seperti kita untuk mendaftar sebagai calon mahasiswa di PTN namun tidak didukung akses internet yang mumpuni seperti di kota-kota.
Beberapa hari yang lalu saya membaca berita di kompas.com yang terbit Senin 21 Februari 2011 pada entri edukasi. Disana membicarakan tentang pendapat masyarakat mengenai persiapan panitia yang setengah-setengah untuk sistem pendaftaran online ini.
Contohnya, akses internet yang "memble", menyebabkan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri jalur undangan di sekolah-sekolah di Purwakarta, Jawa Barat, sangat lamban. Menurut berita yang saya baca, ini baru di Jawa Barat, bagaimana dengan di Papua Barat atau kawasan Indonesia Timur lainnya?
Hal ini lah yang membuat masyarakat berpikir bahwa di dalam pelaksanaan pendaftaran SNMPTN Undangan yang menerima kurang lebih lima puluh ribu calon mahasiswa ini masih terdapat unsur diskriminatif, terutama bagi mereka yang tidak tinggal di kota.
Bapak Firdaus Cahyadi dari Knowledge Manager OneWorld-Indonesia pada Senin (21/2/2011) menuturkan pendapatnya kepada Kompas.com bahwa, di kawasan Indonesia Timur, akses internet masih sesuatu hal langka. Rendahnya jumlah pengguna internet di kawasan Indonesia timur disebabkan oleh belum meratanya infrastruktur telematika (telekomunikasi dan informatika) di kawasan tersebut.
Sebanyak 65,2 persen infrastruktur backbone serat optik terkonsentrasi di Jawa, yang diikuti Sumatera (20,31 persen) dan Kalimantan (6,13 persen). Sementara wilayah Indonesia timur (Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua) belum terjangkau infrastruktur ini.
Kesenjangan infrastruktur telematika ini mengakibatkan terjadinya kesenjangan digital antarwilayah di Indonesia. Distribusi akses internet pun masih didominasi wilayah Jawa dan Sumatera.
"Celakanya, di tengah fakta adanya kesenjangan digital tersebut, pemerintah memaksakan diri membuat aturan pendaftaran SNMPTN 2011 secara online. Aturan itu sangat berpotensi menimbulkan diskriminasi bagi warga di kawasan Indonesia timur yang masih sulit mengakses internet," kata Pak Firdaus lagi.
Sekarang mari kita renungkan, sudah pantaskah SNMPTN disebut sebagai Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri? Dimana letak nasionalnya jika masih ada teman kita yang seharusnya memiliki hak yang sama namun tersandung oleh ketidakrataan akses internet?
Jika diukur dari segi kemampuan, tidak sepenuhnya anak yang tinggal di kota lebih pintar daripada mereka yang di desa. Perbedaan yang mencolok adalah dengan teknologi yang lebih modern anak yang tinggal di kota memiliki pengetahuan lebih banyak.
Kelemahan sistem online yang lain adalah karena ini mengenai internet, maka server sewaktu-waktu bisa down. Ya, seperti yang kita ketahui saat ini, meskipun internet sudah meluas namun di Indonesia sendiri akses internet tidak selalu lancar. Suatu ketika sistem bisa down, karena terlalu banyak yang mengakses,misalnya. Tentu saja hal ini merugikan calon pendaftar yang akan melakukan regristrasi.
Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan tersebut, sudah sepatutnya pemerintah mengambil tindakan yang tepat. Karena sepenglihatan saya, pemerintah terkesan terburu-buru saat mengambil keputusan ini. Jika mengambil keputusan menggunakan sistem online, maka sebaiknya ada sosialisasi untuk daerah-daerah yang tidak terjangkau akses internet. Dengan demikian dapat tercipta keadilan untuk calon pendaftar di seluruh Indonesia.
Demikian pidato dari saya . Semoga saya dan teman-teman dapat diterima di Perguruan Tinggi yang diinginkan,amin. Maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati saudara sekalian, saya akhiri wassalamualaikum Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar