Jumlah Fans

Minggu, 06 Maret 2011

PACARAN (Nisa Setya Dini 11)

Assalamualaikum Wr. Wb.


Yang terhormat Bapak dan Ibu Guru pengawas ujian praktik Bahasa Indonesia. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan orasi saya tentang fenomena remaja yang sudah tidak asing lagi di telinga kita, yaitu pacaran.
Sebagaimana yang kita ketahui, media baik elektronik maupun cetak saat ini banyak disorot sebagai salah satu penyebab utama menurunnya moral umat manusia termasuk juga anak di bawah umur. Sebagai contoh media massa televisi yang menyiarkan sinetron, film, iklan dan juga video klip untuk dewasa, padahal tidak hanya orang-orang dewasa yang dapat menggunakan fasilitas televisi ini. Banyak anak di bawah umur yang dapat melihat adegan-adegan yang tidak selayaknya dilihat oleh anak di bawah umur tersebut, seperti contoh kemesraan pasangan kekasih yang diperankan oleh artis-artis dalam negeri kita sendiri dalam sinetron yang dapat ditonton siapapun. Maka pada zaman sekarang ini tidak hanya anak SMA yang berpacaran. Anak TK, SD, dan SMP juga sudah mengenal rasa suka terhadap lawan jenis. Sungguh mengenaskan, namun inilah dunia anak remaja zaman sekarang.
Fasilitas tempat berpacaran anak remajapun bermacam-macam:  mal, kafe, restoran, dan juga taman kota. Taman kota yang seharusnya menjadi tempat hiburan keluarga kini telah disalahgunakan oleh pasangan-pasangan remaja. Sudah menjadi tontonan umum bila banyak pasangan kekasih bermesraan di taman kota sekitar kita. Tentu saja hal ini menyebabkan dampak negatif untuk taman kota tersebut. Persepsi banyak orangpun berubah, taman kota sudah dianggap tempat ajang berpacaran pasangan-pasangan remaja. Kemesraan pasangan suami istri saja tidak selayaknya dipertontonkan, terlebih lagi untuk pasangan yang bukan muhrim.
Tidak hanya lingkungan yang mendapatkan efek negatif dari pacaran, namun dampak itu juga dirasakan oleh pasangan itu sendiri.  Namun tak hanya dampak negatif dalam berpacaran, ada juga dampak positif yang dapat dirasakan bila kita berpacaran dengan tetap memegang teguh keyakinan dan agama. Seperti halnya:

1.   Prestasi Sekolah
Bisa meningkat atau menurun. Di dalam hubungan berpacaran pasti ada suatu permasalahan yang dapat membuat pasangan tersebut bertengkar. Dampak dari pertengkaran itu dapat mempengaruhi prestasi mereka di sekolah dikarenakan permasalahan cukup berat hingga mengganggu gairah belajar atau lebih senang menghabiskan waktu bersama sang pacar daripada belajar. Tetapi tidak menutup kemungkinan prestasi kita meningkat akibat pacar yang senantiasa memberikan dorongan, semangat, dan perhatian pada mereka untuk lebih meningkatkan prestasi atau karena ingin membuktikan kepada orangtua bahwa meskipun pacaran, prestasi belajar tidak mengganggu.

2.   Pergaulan Sosial
Pergaulan bisa tambah meluas atau menyempit. Pergaulan tambah menyempit, jika sang pacar membatasi pergaulan dengan yang lain dikarenakan rasa cemburu yang masih belum bisa dikendalikan karena masih dalam keadaan labil. Namun pergaulan dapat semakin meluas, jika pola interaksi dalam peran tidak hanya berkegiatan berdua, tetapi banyak melibatkan interaksi dengan orang lainnya. Seperti sahabat, keluarga, dan kerabat lawan jenis.

            3.   Mengisi Waktu Luang
Bisa tambah bervariatis atau justru semakin terbatas. Umumnya, aktivitas pacaran tidak produktif seperti ngobrol, nonton, makan, dan sebagainya. Namun dapat menjadi produktif, jika kegiatan pacaran diisi dengan hal-hal seperti olah raga bersama, berkebun, memelihara binatang, belajar bersama, berlibur bersama kedua keluarga, dan sebagainya.

4.   Keterkaitan Pacaran dengan Seks
Pacaran mendorong remaja untuk merasa aman dan nyaman. Salah satunya adalah dengan kedekatan atau keintiman fisik. Mungkin awalnya memang sebagai tanda atau ungkapan kasih sayang, tapi pada umunya akan sulit membedakan rasa sayang dan nafsu. Karena itu perlu upaya kuat untuk saling membatasi diri agar tidak melakukan kemesraan.

5.   Penuh Masalah Sehingga Berakibat Stres
Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus diduga, jadi pasti banyak terjadi masalah dalam hubungan ini. Jika remaja belum siap punya tujuan dan komitmen yang jelas dalam memulai pacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak mampu mengatasi masalahnya. Terlebih lagi bila sang pacar meninggalkannya.

6.   Kebebasan Pribadi Berkurang
Interaksi yang terjadi dalam pacaran menyebabkan ruang dan waktu untuk pribadi menjadi lebih terbatas, karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk pacar.

7.   Perasaan Aman, Tenang, Nyaman, dan Terlindung
Hubungan emosional yaitu saling mengasihi, menyayangi, dan menghormati yang terbentuk ke dalam pacaran dapat menimbulkan perasaan aman, nyaman, dan terlindungi. Perasaan seperti ini dalam kadar tertentu dapat membuat seseorang menjadi bahagia, menikmati hidup, dan menjadi situasi yang kondusif baginya melakukan hal-hal positif.

Di sisi lain peran orang tua sangat dibutuhkan untuk remaja-remaja yang masih labil. Sehingga sebaiknya orang tua memberikan pengertian yang positif tentang pacaran dan banyak orang tua yang melarang pacaran. Namun untuk remaja saat ini sangatlah sulit bila tidak diperbolehkan berpacaran. Orang tua atau kerabat dekat sebaiknya selalu menganjurkan untuk berpacaran secara sehat dan bertanggung jawab, seperti:
1.Saling terbuka, mau berbagi pikiran dan perasaan secara terbuka, jujur, mau berterus terang terhadap tingkah laku pacar. Siap nerima kritik dan kompromi.
2. Menerima pacar apa adanya. Tidak menuntut sesuatu yang berada di luar kemampuannya.
3. Saling menyesuaikan. Kalau dalam proses ini terlalu sering berselisih, maka perlu mempertimbangkan kemungkinan dampak negatifnya.
4. Tidak melibatkan aktivitas seksual karena dapat mengaburkan proses saling mengenal dan memahami satu sama lain.
5. Mutual dependensi, masing-masing merasakan adanya saling ketergantungan satu sama lain. Oleh karena itu, diharapkan kita dan pacar mampu melengkapi kekurangan, sedangkan kelebihan yang dimiliki diharapkan mampu menutupi kekurangan pasangan.
6. Mutual respect, saling menghargai satu sama lain dalam posisi yang setara.
Melihat dampak-dampak negatif yang terjadi pada remaja, bila remaja tersebut tidak dapat mengendalikan emosi dan hawa nafsu. Sebaiknya tidak melakukan hal tersebut.
Demikian orasi saya mengenai fenomena remaja zaman sekarang. Maaf bila terdapat kesalahan yang saya ucapkan. Saya akhiri. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Nisa Setya Dini pixel11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar