Cerita ini hanya “sebuah filial dari perkawinan silang antara ke-stress-an dan kebosanan” belaka, semua alur ini didasarkan pada kejadian yang nyata. Perlu kami tegaskan, skenario dalam karya hanya merupakan imajinasi TANPA KESENGAJAAN. Ini bukan cerita anak autis ataupun idiot, syndrome Down atau sejenisnya.
Tapi, karya ini adalah buah karya ISTIMEWA dari anak cerdas Istimewa. Dan seperti kita tahu, cerdas istimewa dan autis itu memiliki batas filosofi yang nyaris transparan, jadi untuk mengingatkan Saya ulang lagi, Cerdas Istimewa. Sekali lagi, CERDAS ISTIMEWA. Udah 3x, sunnah rasul, (based on: agen 009)
Jam ke-6, Senin, 17 Januari 2011
Tettt.... tettt...
Agen 017 : He, rekkk... gag jadi ulangan JL!
Agen 001-020 : horeee...!!!
Tapi, karya ini adalah buah karya ISTIMEWA dari anak cerdas Istimewa. Dan seperti kita tahu, cerdas istimewa dan autis itu memiliki batas filosofi yang nyaris transparan, jadi untuk mengingatkan Saya ulang lagi, Cerdas Istimewa. Sekali lagi, CERDAS ISTIMEWA. Udah 3x, sunnah rasul, (based on: agen 009)
Jam ke-6, Senin, 17 Januari 2011
Tettt.... tettt...
Agen 017 : He, rekkk... gag jadi ulangan JL!
Agen 001-020 : horeee...!!!
Semua agen kembali pada kesibukan masing-massing.
Agen 004 : 020, ayo hafalan bareng (R)
Agen 020 : emoh, durung apal aku... kamu aja wes bacao aku dengerin.
Agen 004 : aku takut salah..
Agen 020 : gag apa-apa…………………………………………Sulit ya, nulis sambil ndengerin. >.<>
Agen 009 : Huaaa... buku jurnalku keriii... menurutmu bilang gak bawa ato telpon minta anterin???
Agen 020 : (turut histeris) Telpon... Telpon.. Telpon... Cepetan, Cepetan !!! (jenggotnya udah abis kebakar, sambil nunjuk-nunjuk =P)
Agen 009 : Padaal udah kadong seneng gak jadi ulangan JL. Hari sialnya tak pikir udah berakhir. L
DUM DUM DUM... JENG JENG...
Mrs.FW dateng.
Agen 003, 018, 016 : FW... boleh ijin pulang gak? PPT R saya ketinggalan. Rumah saya deket kok FW.
FW : Bertiga???
Agen 018, 003 : Enggak, F. Berdua.
Agen 016 : Saya gak ikut kok F. Cuma nganterin ngomong.
FW : Ya sudah... Ya sudah...
FW to Agen 006 : Udah diajari jam-jaman belum?
Agen 006 : Oh, sudah sudah kok dulu.
FW : Ya udah...
Si FW membagi lembaran kecil dengan ukuran pxl= kurang lebih 20x8 cm.
Kericuhan semakin menjadi. Mein Tag.. Ich stehe morgens um ... Uhr auf. Um… Uhr frühstücke ich. Um… Uhr gehe/fahre in die Schule, den die Schule fängt um … Uhr an. . .
Hafalan JL dimulai, maju satu-satu. Huah...
Korban pertama, agen 006 dipanggil.
Korban kedua, agen 011 dipanggil.
.............
Kebosanan melanda. Beberapa agen sibuk dengan misi masing-masing. Agen 006, 020, 012, 011 menggerombol di belakang lurus sudut pandang FW.
Agen 016, 004, 014 dan lain-lain menyibukkan diri dengan misi personalnya...
Imajinasi aneh merasuki pikiran para agen yang dilanda kebosanan akut.
Belum ada cerita yang berarti. Tiba-tiba.,,
…………
Korban ke-n, agen 020 dipanggil.
............
5 menit kemudian, bakat sutradara kami (agen 020 dan 006) muncul dan scenario lisan ini pun tercipta.
- SKENARIO lisan-
Agen 006 as Mr. R
Agen 020 as Agent 004, 015, 020, 002, 009
Baru itu yang kepikiran. Hehe..
Agen 006 : Assalamu alaikum
(HENING)
Agen 006 : Yaudah, kalo gak ada yang mau duluan. Saya panggil saja. 004...
Agen 020 as 004 : Bismillahirrahmanirrahim..................................................
Agen 006 : Bagus, bagus... sesuai yang saya harapkan. Saya percaya kalian pasti bisa. Ok, selanjutnya... 015
Agen 020 as 002 : Agen 015 gak ada pak. Sakit, katanya.
Agen 006 : Lah siapa penggantinya?
Agen 020 as 002 : Gak tau pak. Gak ada kabar. Tadi sms 012 katanya sakit. (012 is 015 BF, sejak ..... lupa)
Agen 006 :
Agen 020 as 002 : Ya gak tau pak... namanya juga sakit. Kan ndadak...
Agen 006 : Yasudah... kalo gitu agen 020
Agen 020 as 020 maju...
Agen 020 as 020 : bismillahirrahmanirrahim.......................................
Ayat 1, ok
Ayat 2, bagus,
Ayat 3,4,5, perfect…
……
Ayat 39, nyarisss….
Nah ayat 40… (singgg)
Agen 020 as 020 : Apa ya, Pak? Gag tau ah, lupa!
Agen 006 : Kamu itu ya! sudah temenmu satu gak masuk tanpa pengganti, sekarang kamu!!! Yaudah, sekarang maunya gimana???
Agen 020 as 020 : Ya… gimana lho, Pak??? Bapak maunya apa??? Saya sudah bener-bener lupa, Pak. Beneran.
Agen 006 : Udah salah, nanya lagi.
Agen 020 as 020 : Ya saya kan gag tau, Pak. Kan bukan saya gurunya.
Agen 006 : Grrr… Gr… Grrr…. Grrrrrrrr….. Ya saya tau bukan kamu gurunya. Yaudah. Marah gini ini. Oke, selanjutnya, 002!
Agen 020 as 020 : Lha, Pak?? Nilai saya gimana???
Agen 006 : Nanti saya pikir lagi. Kamu itu, sudah sepakat minggu kemarin mau maju hari ini. Tapi mana, gag ada KOMITMEN!!
Agen 020 as 020 : Lho, Pak?? Saya kan nggak mengajukan diri. Bapak yang nyuruh. Saya sudah tau gak bisa hari ini. Saya sadar kemampuan saya, Pak.
Agen 006 : Yaudah, 002!!
Agen 020 as 020 : Lho, Pak?? Nilai saya, Pak.
Agen 006 :Dibilang nanti ya nanti.
Dengan suntuk, agen 020 ngeloyor keluar TKP *tuing….tuing….tuing….*, arah jam 3 subject R yang sedang menikmati detik-detik kemarahan yang hampir mencapai vertex point. Si agen 020 tampak lebih eksotis dengan muka berlipat-lipat, mulut menganga lebar, mata melotot, siap menerkam mangsa yang telah diintainya sejak tadi. Hehehe…(mutasi dadakan jadi slit mouthed human)
Dari seberang koordinat posisi agen 006 tampak agen 002 melangkah dengan ragu-ragu menuju tempat eksekusi (kursi panas, yang konon katanya juga enak, by:009)
Agen 006 : Dasar, gag punya sopan santun, gag punya etika, anaknya sapa se??
Agen 020 as 020 : Anak orang tua saya, Pak. Masa iya anak tetangga. *agen 20 tiba-tiba nongol tanpa embel-embel bunyi alarm kebakaran* 002! Semangat ya! (menghilang) *cling!
Agen 006 : Grr… 002, mulai! Jangan kecewakan saya!
Agen 020 as 002 : bismillahirrahmanirrahim....................................... blablabla….
Several minutes later,
Agen 020 as 002 : DEGH glodak* berhenti mendadak* 10 ayat terakhir saya belum hafal, pak!
Agen 006 : Terus kenapa maju??
Agen 020 as 002 : Tadi saya disuruh maju, sekarang gak boleh maju, gimana seh bapak ini??? *sambil cengengesan
Agen 006 : Bukannya minggu kemaren kamu sendiri yang mengajukan diri. Ini buktinya, nama kamu terdaftar dengan tulisan tangan kamu sendiri.
Agen 020 as 002 : Gini lho, pak sebenernya (dengan gaya sok oke tak berdosa) berhubung saya adalah seorang teman yang baik hati, saya tidak ingin mengorbankan teman saya. Lagi pula, berdasarkan teori probabilitas, dalam seminggu saya akan dapat menguasai 40 ayat di surat ini. Nah, pada hari ke-5, sabtu, tanggal 15 Januari 2011, saya menyadari bahwa teori tersebut……
Agen 006 : Saya ini guru agama, bukan guru matematika (nada do tinggi 3 oktaf) *ngiing…ngiing…
Agen 020 as 002 : Lho, Pak! Kalimat saya itu belum selesai. Kata ibu saya, nggak sopan, pak. Masa bapak gag tau seh??
Agen 006 : Sudah salah, ngeyel…
Agen 020 as 002 : Pak, dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar yang saya lakukan itu disebut membela diri.
Agen 006 : Grrrr….
Untuk yang ke-3 kalinya, bapak ini mengalami syndrome kekecewaan akut yang diperkirakan oleh para scientist dapat menimbulkan sesak nafas, peperangan, kematian, dan tumpahnya tinta merah di rapot para agen. HUWAAAA…..!!!!!
Agen 006 : Sudah-sudah… kalau gitu selanjutnya! (dengan wajah terlipat yang dipaksakan tetap terlihat berwibawa) 009!
Agen 020 as 002 : Gini lho, pak. Saya itu sudah berusaha dengan sepenuh jiwa dan raga buat hafalan ini. Tapi mana balasannya??? Mana, Pak???
Agen 006 : *sewot* 009!!
Agen 020 as 002 : Pak!!
Agen 020 as 009 : Wes, 002! Minggiro, wes!
(agen 002 ngacir ke posisi awal)
(agen 020 masih belum muncul lagi)
Agen 006 : cegek* Ckckck…. Kamu? 009? Udah hafal?
Agen 020 as 009 : Sudah, Pak! Insyaallah. Tapi pak…
Agen 006 : Yasudah, mulai!
Agen 020 as 009 : Pak…hehehe… saya nggak bawa jurnal, Pak.
Agen 006 : jadi???
Agen 020 as 009 : Tadi saya sudah telepon minta dianterin. Tapi belum datang, pak. Hehehe… *senyum innosen
Agen 006 : kamu itu ya??? grr… (beranjak dari posisi awal, berpindah 7 langkah arah jam 4, di posisi inilah pertunjukan dimulai)
Agen 006 : kalian itu ya, sebenernya maunya apa?? Masa dari 5 orang yang berhasil cuma satu. Padahal waktu juga udah lama. 1 MINGGU. Kalian sangat mengecewakan saya. Yang satu gak jelas kemana. Yang 1-nya lagi kurang satu ayat aja , lupa, ngibrit gak balik2 pula. Yang satu udah gak hafal, ngeyel, nyolot, pake bawa matematika lagi. Ini yang terakhir, gak bawa jurnal mau hafalan. Maunya apa???”
Semua hening. Hanya agen 004 yang tersenyum-senyum geje. Diduga keras si agen mengidap sebuah syndrome yang mencurigakan. Rupanya, hal yang sangat tidak biasa itu tertangkap dalam radar si Bapak. Muntab deh si Bapak.
Agen 006 : Ngapain senyum-senyum?? Gag tau saya lagi marah?? Jangan mentang-mentang kamu…...*tiiit* (sensor) kamu tidak ikut saya marahi. Mustinya itu ya, kamu bantu temen-temen kamu.
(kembali ke dunia nyata)
Agen 020 udah ngakak gag karu-karuan ndengerin agen 006 berkoar-koar. Hal yang terdeteksi sebagai sesuatu yang aneh ini menyalakan alarm bahaya agen 011 yang sedang asyik menikmati ketenggelamannya dalam dunia abstrak yang lain, yang konon dikenal dengan nama……SMS-an.
Agen 011 : Lapo, rek??
Agen 020 : Hahahhahahahha……
Agen 006 : Kita sedang menyusun suatu scenario lisan berdasar fenomena alam hari ini.
Agen 011 : Cegek. Apa??? Apa???
Agen 020 : Mengimajinasikan pak R marah-marah.
Agen 011 : Lho?? Kok bisa????
Pertanyaan yang sangat biasa ini cukup dihiraukan sebagai respon positif dari seorang yang… ehm, apa yaa?? Udahlah. Pokoke…
Untuk menanggapi dua kata dengan akhiran 6 tanda tanya ini, si kedua agen pencipta scenario lisan merencanakan misi mulia yang diadopsi dari Thomas Alfa Edison. Apakah itu???
Lhaaa… habis gitu, dengan keluarnya “lho?? Kok bisa????”-nya agen 011 tadi, tamatlah riwayat scenario bab 1. Tereng reng tereng…
Sampai jumpa di scenario bab 2. :*
Based on : agen 006, dan agen 020
Created by : agen 006, agen 020, dan agen 009
“Karya ini didekasikan untuk keluarga besar –PIXEL FAM-”
“Selamat atas bergabungnya agen 009 dalam penciptaan karya ini!”
waduh udah kayak penulis skenario aja
BalasHapusha..ha..ha...